Senin, 23 November 2020

Pernah Positif, Wali Kota Semarang Ingatkan COVID-19 Bukan Konspirasi

 Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi berencana siap menjadi donor Plasma Konvalesen pasca sembuh dari COVID-19. Saat ini masih dilakukan pemeriksaan apakah pria yang akrab disapa Hendi itu bisa menjadi pendonor.

Hendi sembuh dari Corona setelah menjalani perawatan di RSUP dr Kariadi Semarang selama 10 hari. Saat ditanya apakah berencana menjadi pendonor Plasma Konvalesen, ia mengatakan sudah diambil sample darahnya untuk dicek.


"Insya Allah kemarin saya sudah diambil darah, mau dicek dalam waktu beberapa hari ini. Kalau ternyata nanti plasma darah saya memungkinkan, akan saya donorkan untuk penderita COVID yang lain," kata Hendi usai debat Pilkada di Hotel Patra Semarang, Rabu (18/11/2020).


Terkait dirinya yang sempat terinfeksi virus Corona, ia menegaskan wabah tersebut bukan konspirasi. Jika penanganan terlambat menurutnya akan berakibat fatal.


"Kawan-kawan, kata orang COVID itu konspirasi, saya rasa itu harus dipatahkan. Saya ini kena COVID bukan OTG tapi yang benar-benar kena gangguan secara klinis badan menjadi demam tinggi, batuk-batuk dan kemudian cukup banyak cerita-cerita yang kalau itu tidak pada waktu yang tepat diobati maka orang itu bisa kemudian 'lewat'. Tapi Alhamdulillah saya ketemu dengan tim dokter yang luar biasa baik dari RSWN dan RS Kariadi," jelasnya.


Pria yang saat ini maju lagi sebagai Calon Wali Kota Semarang itu pun berharap protokol kesehatan tetap dijalankan dengan ketat. Penanganan juga harus cepat apalagi jika sudah ada gejala.


"Jadi kemarin saya berpikir, oh kalau gitu COVID ini bisa disembuhkan sepanjang penanganan tidak telat karena saya sering tanya sama dokter, 'Dok, itu temenku yang itu kok meninggal kenapa?' Oh, dia masuk ke rumah sakit kita dengan kondisi yang sudah kritis napasnya, sudah sangat sesak," tandasnya.

https://nonton08.com/movies/delusion-4/


Perlu Tahu, Gejala dan Penyebab ISPA pada Anak


 Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) umumnya bisa menyerang bayi dan anak-anak. Anak-anak sangat berisiko terkena ISPA saat melakukan kontak dengan anak lain yang kemungkinan membawa virus.

Dosen keperawatan Deborah Weatherspoon, PhD., R.N., CRNA, menjelaskan ISPA dapat memengaruhi sistem pernapasan bagian atas atau bagian bawah. Pada bagian atas, dimulai dari sinus dan berakhir di pita suara, namun di bagian bawah dimulai dari pita suara dan berakhir di paru-paru.


"Infeksi ini sangat berbahaya untuk anak-anak, lansia, dan orang dengan gangguan sistem kekebalan," kata Weatherspoon, dikutip dari HaiBunda.


"Anak-anak seringkali tidak mencuci tangan secara teratur. Mereka juga mungkin sering menggosok mata dan memasukkan jari ke dalam mulut yang menyebabkan penyebaran virus," lanjutnya.


Namun ada 3 gejala ISPA yang paling umum dialami dan perlu diketahui seperti berikut.


Gejala ISPA umumnya mengalami pilek, batuk, dan demam selama berhari-hari.

Hidung tersumbat disertai ingus, sakit kepala, kelelahan, dan sakit saat menelan juga merupakan gejala ISPA.

Gejala ISPA lainnya yang lebih parah adalah muntah-muntah, muncul suara bengek saat menghembuskan napas, bahkan sulit bernapas.

Lalu apa saja faktor penyebab ISPA pada anak? Klik NEXT.

https://nonton08.com/movies/delusion-3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar