Prediksi mengenai kapan pandemi virus Corona COVID-19 berakhir terus menggema dan masih menjadi banyak pertanyaan masyarakat. Terlebih dengan adanya beberapa kandidat vaksin COVID-19 yang menunjukkan hasil akhir yang memuaskan sehingga bisa membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok untuk melawan Corona.
Analisis yang dilakukan oleh Citi Research mengungkap herd immunity kemungkinan belum terbentuk sampai akhir 2021. Kekebalan kelompok terjadi ketika cukup bayak orang dalam satu populasi mengembangkan perlindungan terhadap penyakit dan cara terbaik mendapatkannya adalah dengan vaksinasi.
Saat ini kandidat vaksin COVID-19 yang menunjukkan hasil yang memuaskan antara lain AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna. Citi Research juga memprediksi kandidat vaksin tersebut akan mendapatkan izin penggunaan darurat pada Desember 2020 atau Januari 2021 dan dapat didistribusikan.
Citi mengungkapkan negara maju secara kolektif telah mengamankan 80 persen vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan. Negara-negara seperti AS, Inggris, Jepang, Kanada, Australia, dan Uni Eropa bahkan telah memesan jumlah dosis vaksin yang melebihi populasi mereka.
Ini berarti negara-negara maju dapat memulai distribusi vaksin yang lebih luas pada kuartal kedua atau ketiga tahun depan, dan membentuk kekebalan kawanan pada tiga bulan terakhir tahun 2021, jelas mereka.
"Kebanyakan orang, yang mencari vaksin, mungkin divaksinasi setidaknya pada akhir 2021," tulis Citi Research, dikutip dari CNBC, Rabu (25/11/2020).
Hanya saja Citi Research menambahkan negara-negara berkembang dan miskin kemungkinan membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Negara miskin bahkan harus bergantung pada program penyedia vaksin COVAX dari PBB.
Di negara miskin, Citi Research menyebut ada ketidakpastian kapan herd immunity akan tercapai.
Ada tantangan lain yang dihadapi dalam proses vaksinasi. Apa itu? Klik halaman selanjutnya
Penerimaan vaksin juga jadi tantangan
Citi Research menyebut penerimaan vaksin juga menjadi tantangan vaksinasi. Dalam survei yang dilakukan Ipsos dan World Economic Forum, terjadi penurunan penerimaan vaksin dalam beberapa bulan terakhir.
Survei yang dilakukan pada bulan Oktober menemukan 73 persen responden di 15 negara bermaksud untuk mendapatkan vaksinasi, turun 4 poin persentase dari survei yang sama yang dilakukan tiga bulan sebelumnya.
"Secara umum, cakupan vaksin harus mencapai setidaknya 70 persen untuk membentuk herd immunity," tulis Citi Research.
"Namun, tingkat penerimaan vaksin hanya 54-59 persen di Prancis, Hongaria, Polandia dan Rusia menunjukkan potensi penundaan herd immunity di beberapa negara," tutupnya.
https://indomovie28.net/movies/man-of-steel/
Anosmia Disebut Jadi Tanda Tubuh 'Terlindungi' dari Corona, Kok Bisa?
Anosmia atau hilangnya penciuman merupakan salah satu gejala virus Corona COVID-19. Awalnya cukup sedikit orang yang mengalami kondisi anosmia ini.
Tapi sekarang, sebagian besar pasien virus Corona COVID-19 mengeluhkannya. Bagi banyak orang, hilangnya penciuman dan perasa bisa sangat parah dan bisa berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan lamanya.
Hilangnya indra penciuman juga bisa mempengaruhi kemampuan pasien untuk merasakan makanan normal dan membuat frustasi.
Meski begitu, banyak ahli percaya bahwa kehilangan penciuman atau perasa disertai penurunan nafsu makan merupakan pertanda baik dari infeksi Corona.
Dikutip dari laman Times of India, kondisi ini bisa melindungi orang dari tanda-tanda mematikan lainnya akibat virus Corona COVID-19, yaitu serangan pernapasan dan peradangan atau inflamasi.
Banyak dokter mengatakan bahwa orang yang mengalami kondisi kehilangan indra penciuman dan perasa serta orang yang mengalami gejala gastrointestinal, seperti kram dan diare mungkin hanya menderita batuk ringan akibat COVID-19.
Kehilangan penciuman dan rasa tidak hanya tidak memiliki terapi obat, tetapi itu juga berarti bahwa mereka telah melindungi diri dari serangan pernapasan parah, yang biasanya terjadi sejak minggu ke-2 infeksi COVID-19.
Menurut dokter di India, pasien dengan bentuk kondisi COVID-19 sedang hingga parah dan membutuhkan perawatan ICU jarang sekali mengalami gejala hilangnya indra penciuman dan perasa.
Artinya, gejala tersebut bisa menjadi pertanda seseorang hanya mengalami kondisi ringan akibat virus Corona COVID-19.
Bagi sebagian orang, perubahan indra penciuman bisa terasa sangat menyengat. Kondisi ini bisa mengubah aroma dan rasa suatu makanan.
Seseorang mungkin tidak bisa mencium bau rempah-rempah, manisan dan makanan asam yang biasanya memiliki bau menyengat dibandingkan makanan lain. Bahkan kondisi ini bisa menurunkan nafsu makannya karena lidahnya tak bisa merasakan apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar