Total kasus sembuh virus Corona COVID-19 di Indonesia tembus 400 ribu kasus. Per hari ini Rabu (18/10/2020) ada 3.711 penambahan kasus sembuh, sehingga total kasus sembuh tercatat sebanyak 402.347 kasus. Sedangkan, total kasus positif sudah mencapai 478.720 kasus dan meninggal sebanyak 15.503 kasus.
Jika dilihat dari angka kumulatifnya, DKI Jakarta memiliki kasus sembuh Corona terbanyak yaitu 111.855 orang. Sementara Jawa Timur berada di posisi kedua dengan 50.901 kasus sembuh.
Berikut sebaran 402.347 kasus sembuh Corona di Indonesia.
Aceh: 6.410
Sumatera Utara: 11.995
Sumatera Barat: 14.075
Riau: 14.702
Jambi: 1.040
Sumatera Selatan: 7.219
Bengkulu: 1.108
Lampung: 1.523
Bangka Belitung: 720
Kepulauan Riau: 3.487
DKI Jakarta: 111.855
Jawa Barat: 36.222
Jawa Tengah: 33.849
DI Yogyakarta: 3.712
Jawa Timur: 50.901
Banten: 8.167
Bali: 11.729
Nusa Tenggara Barat: 3.552
Nusa Tenggara Timur: 608
Kalimantan Barat: 1.556
Kalimantan Tengah: 4.249
Kalimantan Selatan: 11.616
Kalimantan Timur: 14.842
Kalimantan Utara: 853
Sulawesi Utara: 4.997
Sulawesi Tengah: 887
Sulawesi Selatan: 17.358
Sulawesi Tenggara: 4.497
Gorontalo: 2.906
Sulawesi Barat: 956
Maluku: 3.583
Maluku Utara: 1.946
Papua: 5.007
Papua Barat: 4.214
https://nonton08.com/movies/the-little-death/
Viral Ustaz Das'ad Bubarkan Jemaah, Contoh Panutan Cegah COVID-19
Viral di media sosial Ustaz Das'ad Latif membubarkan jemaahnya di Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Kaltim). Jemaah berkumpul untuk mendengar kan tausiahnya, sementara Ustaz Das'ad tidak menduga jika ada banyak jemaah yang datang.
Dia lalu membubarkan jemaah demi mencegah terjadinya penularan virus Corona COVID-19. Setelah itu, Ustaz Das'ad Latif kemudian naik ke atas panggung dan langsung mengambil mikrofon dan menjelaskan bahaya wabah Corona jika massa jemaah tidak segera bubar.
"Saya jelaskan bahwa orang berkumpul seperti ini, kalau dia berselawat ramai-ramai, akan dicurahkan rahmat dan kasih sayang Allah. Tapi, kalau dalam pandemi seperti ini, bukan rahmat dan kasih sayang Allah yang dia dapat, tapi wabah Corona," katanya.
"Maka Saudara-saudara sekalian, saya paham Anda cinta dengar dakwah. Tapi, kalau mau dengar dakwah saya, boleh melalui YouTube. Tapi, kalau sudah kena COVID, tidak bisa lagi dengar dakwah," lanjutnya.
Meski demikian, langkah yang dilakukan oleh Ustaz Das'ad diapresiasi oleh Kepala Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono, yang menyebut bisa membubarkan kerumunan.
"Langkah yang dilakukan oleh dia sudah benar, mengurangi kerumunan," jelas dr Miko saat dihubungi detikcom, Rabu (18/11/2020).
"Jangan dianggap kerumunan kecil itu penularannya kecil," tambahnya.
Apakah yang dilakukan Ustad Das'ad untuk membubarkan jemaah patut dicontoh?
"Perkataannya itu yang bisa dijadikan contoh, perkataannya ya, bahwa 'Anda ini baik, Insya Allah bermanfaat, akan lebih bermanfaat lagi kalau Anda tidak berkerumunan'. Perkataan ini yang bisa menggugah semua orang," pungkasnya.
Bagaimana jika jemaah tetap ingin berada di tempat tersebut dengan kerumunan banyak orang?
dr Miko kembali menegaskan penularan risiko COVID-19 tentu semakin tinggi. Jumlah orang yang tertular COVID-19 akan lebih banyak.
"Penularan COVID-19 akan lebih tinggi bisa 1,5; 1,8; atau 2. Artinya jumlah yang tertular lebih banyak," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar