Alun-alun kota Tangerang menjadi korban aksi vandalisme. Padahal alun-alun ini masih dalam tahap renovasi oleh Pemerintah Kota Tangerang. Terdapat coretan di area lintasan lari atau "jogging track" yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Aksi vandalisme di lintasan lari, Lapangan Ahmad Yani, ditemukan oleh petugas Satpol PP pada Senin (9/11/2020) sekitar pukul 6 pagi. Terdapat coretan di lintasan lari yang berada di depan area tribun. Aksi vandalisme ini diduga dilakukan oleh sekelompok anak kecil yang melakukan aksinya di malam hari.
Dea, warga Tangerang, sangat menyayangkan aksi vandalisme terjadi, sebab lapangan masih dalam tahap renovasi. Ia juga mengecam perilaku vandalisme yang dilakukan di sekitar Lapangan Ahmad Yani.
"Menurut saya sih kaya perilaku yang gimana ya, kan ini baru diperbaiki seenggaknya gitu dihargain kan, hargain usaha yang renovasi, yang perilaku buruk juga sih menurut saya," ujar Dea (16) pada detikcom, Minggu (15/11/2020).
Saat ini Lapangan Ahmad Yani Tangerang belum bisa digunakan oleh warga untuk berolahraga. Hal tersebut disebabkan tahap renovasi masih belum rampung. Selain itu, pengamanan di area Lapangan Ahmad Yani juga diperketat usai aksi vandalisme yang terjadi di kawasan ini. Terdapat sejumlah petugas Satpol PP bertugas untuk membubarkan masyarakat yang masih berolahraga di area lapangan.
Namun Dea mengaku tidak tahu kalau ada imbauan bahwa Lapangan Ahmad Yani belum bisa digunakan untuk berolahraga. Ia dan teman-teman datang ke lokasi untuk berolahraga, dan kaget saat dibubarkan petugas Satpol PP.
"Kaget lah, kemarin kan ngeliat di ig (instagram), sempet rame juga kan di Ahmad Yani, eh pas kesini dibubarin" ujar Dea.
Ia juga mengatakan saat ini Alun-alun kota Tangerang sangat bagus setelah di renovasi. Hal ini dapat membuat warga sekitar Tangerang lebih tertarik untuk berolahraga di kawasan ini. Selain itu ia juga senang adanya rumput sintetis di area lapangan yang membuat olahraga lebih nyaman.
"Dulunya sih kaya kan banyak tanah merah tuh kan, kalo hujan kaya belok, nempel di sepatu pada banyak tanahnya gitu, sekarang kan udah ada rumput sintetis kan, jadi lebih nyaman aja dipake jalannya," tambahnya.
https://movieon28.com/movies/hunting-list/
dr Tirta Soal 'Hajatan' Habib Rizieq: Los-losan Saja, Ngapain PSBB Transisi?
Sejumlah pihak mengkritik Satgas COVID-19 lantaran tidak menindak pelanggar protokol kesehatan di kerumunan acara Habib Rizieq Shihab. Salah satunya relawan COVID-19 dr Tirta Mandhira Hudi.
Ia menganggap pemerintah DKI Jakarta dan pusat tidak bisa mengambil sikap tegas atau menindak perkumpulan massa simpatisan Habib Rizieq yang membuat kerumunan dengan menggelar acara pernikahan dan Maulid Nabi Muhammad.
dr Tirta menyayangkan pemerintah seperti hanya menindak warga biasa dan tidak punya kuasa menjatuhkan sanksi pada kalangan tertentu.
"Jika memang ada kerumunan dan kalian memaksa ada razia masker, jangan tebang pilih, buka semuanya, ngapain ada PSBB transisi jika ada seorang tokoh publik dengan massa yang banyak (dan) kalian takut," tutur dr Tirta dalam video yang ia unggah di akun Instagram pribadinya seperti yang dilihat detikcom, Minggu (15/11/2020).
Dalam video berdurasi 17 menit tersebut, dr Tirta juga 'menyindir' Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memberikan 20 ribu masker kepada massa yang menghadiri acara pernikahan putri Rizieq Shihab. Padahal dalam ketentuan yang diatur oleh pemerintah, penyelenggaraan pesta pernikahan harus dibatasi jumlah orang yang hadir.
"Di sini dipertanyakan ketegasan dari pemerintah DKI, Satgas Covid DKI, Satgas Covid Nasional, BNPB, Kementerian Kesehatan dan, IDI. Kemana kalian? Jika memang kerumunan dikarenakan pernikahan dengan target puluhan ribu orang sampai ditutup jalan protokol boleh, kenapa wedding yang lain tidak boleh (digelar)?" ucapnya.
Pantauan detikcom, sejak kedatangan Rizieq dari Arab Saudi pada Selasa (10/11/2020), ribuan orang memadati Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta demi menyambut kedatangannya. Selain itu ia juga menggelar sejumlah acara yang menyebbakan perkumpulan massa sampai ribuan orang.
Sebagian besar simpatisan yang mendatangi agenda tersebut terlihat tak mematuhi protokol kesehatan seperti jaga jarak atau memakai masker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar