Dalam upaya penanganan COVID-19, Indonesia melalui Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengembangkan vaksin swadaya anak bangsa. Vaksin ini dikenal dengan nama vaksin Merah Putih.
Ketua Konsorsium dan Inovasi Penanganan COVID-19 Kemenristek, Prof. dr. Ali Ghufron mengatakan selain membantu penanganan COVID-19, pengembangan vaksin ini juga menunjukkan Indonesia mampu untuk mandiri dalam memproduksi vaksin.
"Vaksin Merah Putih adalah vaksin yang dibuat dengan virus yang berasal dari Indonesia dan dikembangkan oleh anak bangsa," ujar dia dalam keterangan tertulis, Kamis (12/11/2020).
Dalam forum Webinar KPCPEN dengan tema 'Pengembangan Vaksin Merah Putih Melindungi Negeri', Rabu (11/11), Prof Ali mengatakan pengembangan vaksin Merah Putih dibagi dalam sejumlah platform sesuai dari bahan produksinya, di antaranya vaksin subunit yang berasal dari rekombinasi protein dari mamalia, vaksin berbasis DNA, RNA, dan adenovirus.
"Indonesia itu mampu menghasilkan dan berinovasi vaksin COVID-19 lewat vaksin Merah Putih. Vaksin yang terjaga keamanannya, dan kemudian nantinya dapat membentuk herd immunity," ujar Prof Ali optimis.
Dia juga berharap vaksin Merah Putih yang dikembangkan ini efikasinya tinggi, halal, dan terjangkau. "Lebih murah dan aman," tambahnya.
Ia mengatakan para peneliti yang tergabung dalam konsorsium pengembangan vaksin COVID-19 memastikan setiap tahapan sesuai dengan prosedur. Mulai dari mengidentifikasi antigen, pembuatan bibit virus, meneliti vaksin yang ada, membuat prototype vaksin, hingga tahapan uji pra-klinik dan uji klinik, sampai akhirnya diserahkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) sebelum diedarkan ke masyarakat.
https://indomovie28.net/movies/tears-of-the-sun/
Angka Kesembuhan di 9 Provinsi Menurun, DKI-Jabar Termasuk
Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkap perkembangan kasus Corona di Indonesia. Disebutkan, ada 9 provinsi yang mengalami penurunan tingkat kesembuhan selama dua pekan terakhir, dari 25 Oktober-8 November 2020.
Sejumlah provinsi itu di antaranya sebagai berikut.
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Kalimantan Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Papua Barat.
Menurut Prof Wiku, salah satu penyebab menurunnya tingkat kesembuhan ini, karena adanya perlambatan pelayanan pasien COVID-19 di rumah sakit.
"Adanya penurunan drastis pada kesembuhan tertinggi dapat terjadi karena penanganan pasien positif COVID-19 di rumah sakit mengalami perlambatan," kata Prof Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Kamis (12/11/2020).
Selain itu, Prof Wiku juga menjelaskan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri setelah mengalami gejala COVID-19 juga bisa menjadi faktor menurunnya tingkat kesembuhan pasien.
"Dapat terjadi karena masyarakat tidak segera melaporkan ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila mengalami gejala COVID-19," jelasnya.
Sementara itu, dilaporkan pada hari ini, Kamis (12/11/2020), total pasien sembuh dari COVID-19 di Indonesia sudah mencapai 382.084 orang atau sekitar 84,5 persen dari total kasus positif, yakni 452.291 kasus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar