Minggu, 29 November 2020

Terpopuler Sepekan: Prediksi Terbaru Kapan Pandemi COVID-19 Berakhir

 Kapan pandemi virus Corona COVID-19 berakhir? Mungkin inilah yang dirasakan dan dipertanyakan oleh sebagian besar masyarakat dunia.

Terlebih saat ini sudah ada beberapa kandidat vaksin Corona yang menunjukkan hasil akhir memuaskan, sehingga diyakini dapat membantu dalam pembentukkan herd immunity atau kekebalan kelompok untuk melawan COVID-19.


Meski begitu, analisis yang dilakukan oleh Citi Research menyebut bahwa herd immunity mungkin belum bisa terbentuk sampai akhir 2021.


Hal ini karena, herd immunity baru bisa terjadi ketika sebagian besar masyarakat dari suatu populasi sudah mengembangkan perlindungan atau antibodi terhadap penyakit. Salah satu cara terbaik untuk mendapatkannya adalah dengan vaksinasi.


Beberapa kandidat vaksin Corona yang sudah menunjukkan hasil memuaskan adalah vaksin buatan AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna. Citi Research juga memprediksi sejumlah kandidat vaksin tersebut akan mendapatkan izin penggunaan darurat pada Desember 2020 atau Januari 2021 dan dapat didistribusikan.


Namun, pemerataan distribusi vaksin ini masih belum terkendali. Citi Research mengungkapkan, negara maju secara kolektif telah mengamankan 80 persen vaksin Corona yang sedang dikembangkan. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Kanada, Australia, dan Uni Eropa bahkan telah memesan jumlah dosis vaksin yang melebih populasi mereka.


Sementara, menurut Citi Research, negara-negara berkembang dan miskin kemungkinan membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan vaksin Corona. Negara miskin bahkan harus bergantung pada program penyedia vaksin, COVAX, dari PBB.


Ini berarti negara-negara maju dapat memulai distribusi vaksin yang jauh lebih luas pada kuartal kedua atau ketiga pada tahun 2021, sehingga mereka dapat membentuk herd immunity pada tiga bulan terakhir tahun 2021.


"Kebanyakan orang, yang mencari vaksin, mungkin divaksinasi setidaknya pada akhir 2021," tulis Citi Research, dikutip dari CNBC, Rabu (25/11/2020).

https://cinemamovie28.com/movies/sexual-malice/


Remehkan COVID-19, Pria Ini Baru Menyesal Setelah Terinfeksi Hingga Kritis


 Seorang pria asal Kota Kansas, Amerika Serikat, menyesal karena telah meremehkan virus Corona COVID-19. Pasalnya, ia merasa tubuhnya sangat sehat dan percaya diri tak akan tertular penyakit tersebut.

Namun, pria bernama Anil Gharmalkar (41) ini justru harus menderita akibat terinfeksi Corona. Ia mengalami gejala parah akibat COVID-19 dan harus menggunakan ventilator serta menjalani trakeostomi.


Trakeostomi merupakan tindakan medis berupa pembuatan lubang di bagian depan leher. Kemudian, dimasukkan selang khusus ke dalam trakea, yang berutujuan untuk membantu proses pernapasan pada orang yang mengalami gangguan pernapasan.


"Saya bahkan memberitahu istri saya bahwa saya tidak akan mengalami hal semengerikan itu apabila saya terkena (COVID-19). Saya tidak berpikir itu akan terjadi di wilayah kami, itu hanya masalah di kota besar. Itu adalah masalah bagi orang yang memiliki sakit parah atau lansia," ucap Gharmalkar, dikutip dari Metro UK.


Sayangnya, apa yang diungkapkan Gharmalkar kini berbanding terbalik, ia didiagnosis terkena COVID-19 pada April lalu setelah melakukan perjalanan ke luar kota. Kala itu, ia diantar ke UGD oleh ibunya yang juga seorang perawat, namun sang ibu tak menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.


"Pikiran terakhir saya sebelum diberikan ventilator adalah, 'Oh tuhan, aku telah membunuh keluargaku,'" ujar Gharmalkar.


Kini Gharmalkar telah pulih dari COVID-19. Namun, ia masih mengalami beberapa gejala Corona atau biasa dikenal sebagai 'long COVID', seperti kelelahan dan sesak napas.


Gharmalkar pun mengatakan, COVID-19 tidak peduli apa yang ia yakini sebelumnya bahwa ia takkan tertular penyakit tersebut. Sementara para tenaga medis telah berjuang mati-matian untuk membuatnya tetap hidup, meski hingga kini Gharmalkar masih merasakan sakit.

https://cinemamovie28.com/movies/bare-knees/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar