Kamis, 21 Mei 2020

Bill Gates Diadili di India Karena Masalah Vaksin, Benarkah?

Di media sosial dan beberapa situs media yang dipertanyakan reputasinya, Bill Gates belakangan diserang rumor tidak benar. Terbaru, ada kabar bahwa pendiri Microsoft itu sedang diadili di India karena vaksin yang didukungnya membahayakan nyawa anak-anak.
"Dia akan menghadapi pengadilan karena meracuni jutaan anak India dengan vaksin," sebut rumor tersebut.

Kabar ini antara lain didasarkan bahwa studi vaksin yang dilakukan organisasi asal AS, yaitu Program for Appropriate Technology in Health (PATH), dihentikan karena kematian beberapa gadis India yang ikut serta. Studi tersebut didanai oleh yayasan Bill Gates.

Ketika dikonfirmasi Reuters, juru bicara Gates Foundation menyatakan klaim tersebut tidak benar. Tidak ada gugatan hukum pada Bill Gates di India soal vaksin. Memang benar bahwa percobaan vaksin itu pernah dilakukan di India pada tahun 2010 dan kemudian disetop, tapi bukan sesuatu yang ilegal.

Studi vaksin Human Papilloma Virus (HPV) dibatalkan setelah media lokal India melaporkan kematian 7 orang anak gadis yang ikut serta. Namun setelah diselidiki lebih lanjut oleh pemerintah India, dipastikan kematian mereka tidak berhubungan dengan vaksin tersebut.

"Lima tak berhubungan dengan vaksin yaitu seorang gadis karena tenggelam, yang lain karena digigit ular, dua bunuh diri dengan meminum pestisida dan seorang mati karena komplikasi malaria," tulis pemerintah India.

"Penyebab kematian dua gadis lain kurang dapat dipastikan, satu kemungkinan karena demam tinggi dan yang kedua pendarahan otak," tambah mereka.

Pada 9 Agustus 2013, parlemen India sempat mengatakan bahwa trial vaksin oleh PATH ada kejanggalan. Namun demikian, PATH membantah laporan itu dan bukti-buktinya tidak meyakinkan.

Yayasan Bill & Melinda Gates Foundation sendiri telah bekerja di India selama lebih dari dekade, terutama mengurus masalah yang menimpa masyarakat miskin. Sampai saat ini, mereka tidak pernah diadili dan terus melanjutkan bekerja di negara itu.

Getol mendanai pengembangan vaksin Corona, Bill Gates memang jadi sasaran teori konspirasi. Teori liar yang beredar misalnya Bill justru adalah dalang di balik virus corona. Ia juga dicurigai sebagian pihak punya agenda tertentu karena terlihat getol ingin segera membuat vaksin COVID-19.

"Saya katakan ironis jika Anda mengincar seseorang, yang melakukan yang terbaik untuk membuat dunia siap. Kita memang berada di situasi gila jadi akan ada rumor gila juga," cetusnya.

"Memang ada banyak serangan di luar sana. (Tapi) secara umum, orang sungguh positif," tambah dia.

Jerman Sudah Peringatkan Uni Eropa: Jangan Buka Buat Turis Dulu!

Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Mass sudah memperingatkan Uni Eropa agar jangan dulu menerima turis mancanegara. Dia takut akan ada cluster infeksi baru.

Dalam sebuah sesi wawancara dengan media lokal, Menteri Luar Jerman Negeri Heiko Mass mengeluarkan sebuah pernyataan agar negara-negara Uni Eropa jangan berlomba-lomba untuk lebih dulu membuka destinasi wisatanya buat turis mancanegara.

Perlombaan itu, menurut Heiko akan melahirkan sebuah resiko baru, yaitu bisa saja terjadi cluster infeksi baru di resort tempat para wisatawan ini menginap.

"Perlombaan negara Eropa mana yang lebih dulu mengizinkan pariwisata buka kembali akan menuntun ke resiko yang tidak bisa diterima," kata Heiko seperti dikutip dari The Sun, Kamis (21/5/2020).

Heiko menambahkan, sudah ada negara yang menjadi contoh bagaimana sebuah resort wisata bisa jadi sebuah cluster infeksi virus Corona yang mematikan. Heiko merujuk pada Austria, dimana ada satu resort ski di sana yang jadi tempat 'pembiakan' dna penularan virus Corona.

Dia pun meminta agar negara-negara Uni Eropa duduk dan diskusi bersama dulu untuk menetapkan kriteria yang harus dipatuhi negara-negara tersebut sebelum memutuskan untuk membuka lagi sektor pariwisata mereka. Jika tidak ada kesepakatan, Heiko meminta agar kebijakan lockdown diperpanjang saja.

Beberapa negara di Eropa memang sudah mulai akan membuka pariwisatanya lagi. Spanyol, Yunani bahkan Siprus pun akan membuka diri untuk wisatawan. Termasuk juga Austria yang akan membuka lagi resort ski mereka.

Sementara itu, Jerman sendiri saat ini tengah bersiap diri jika nanti ada gelombang kedua virus Corona. Presiden German Hospitals Society, Gerald Gass menyatakan Jerman sudah bersiap jika suatu saat gelombang kedua itu datang.

"Jerman sudah bersiap tentang kemungkinan gelombang kedua. Dalam beberapa bulan ke depan, kami berencana untuk menjaga agar 20% ketersediaan ranjang dengan alat bantu pernafasan tetap tersedia," pungkas Gerald.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar