Presiden RI Joko Widodo tengah menyiapkan dua jenis obat yang akan dipakai untuk melawan wabah virus corona COVID-19. Obat tersebut adalah avigan dan klorokuin. Obat apakah itu?
Avigan merupakan obat fapilavir yang dikembangkan oleh Fujifilm Toyama Chemical. Pejabat kesehatan Tiongkok mengatakan obat yang digunakan di Jepang ini "efektif" untuk menangani pasien yang mengidap virus corona atau COVID-19. Pernyataan ini sebelumnya disampaikan oleh pejabat Kementrian Sains Dan Teknologi Tiongkok, Zhang Xinmin.
"Fapilavir memiliki tingkat keamanan yang tinggi, yang efektif dalam penanganan pasien corona," ujarZhang kepada awak media, seperti dikutip dari Guardian, Jumat (20/3/2020).
Sedangkan obat klorokuin adalah obat antimalaria yang sudah digunakan selama 70 tahun.
Selain itu, Wakil Kepala Pusat Pengembangan Bioteknologi Nasional China, Sun Yanrong dalam konferensi pers, pada Selasa (18/2/2020) menyatakan klorokuin mempunyai efek penyembuhan tertentu pada penyakit virus corona. Hal ini diketahui setelah dilakukannya berbagai macam uji klinis di rumah sakit di China.
Klorokuin juga telah digunakan dalam uji klinis di lebih dari 10 rumah sakit di Beijing, serta di Provinsi Guangdong, China selatan dan provinsi Hunan, China tengah, dan menunjukkan khasiat yang cukup baik dalam proses penyembuhan pasien.
Rapid Test Virus Corona Akan Dimulai, Jokowi Prioritaskan Jakarta Selatan
Pemerintah telah melakukan upaya percepatan dalam menangani virus corona. Salah satu yang dilakukan adalah screening massal dengan menggunakan metode rapid test khususnya di wilayah paling terdampak virus corona COVID-19.
"Mengenai rapid test, sudah dilakukan sore ini di wilayah yang dulu sudah ada kontak tracking dari pasien positif, dari itu datang dari rumah ke rumah. Ada prioritas dann ada wilayah prioritas paling parah yaitu Jakarta Selatan," kata Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers, Jumat (20/3/2020).
Berbeda dari tes swab, rapid test adalah tes massal yang menggunakan sampel darah untuk mendeteksi virus corona. Disebutkan bahwa alat tersebut didatangkan oleh BUMN PT RNI dari China yang juga telah mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan RI.
Hingga kini, wilayah yang mendapat kasus positif virus corona terbanyak di Indonesia berada di daerah Jakarta Selatan. Selain rapid test, pemerintah juga menyediakan obat-obatan di antaranya klorokuin. Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga mengimbau masyarakat tetap teratur menjaga kesehatan.
"Sata tegaskan kita harus saling mengingatkan untuk mengikuti protokol kesehatan. Jangan ragu menegur orang yang tidak jaga jarak dan abai menjaga kesehatannya," ucap Jokowi.
Daripada untuk Mabuk, Ciu Banyumas Bakal Jadi Bahan Hand Sanitizer
Bupati Banyumas Achmad Husein membuat terobosan unik. Untuk mengatasi kelangkaan hand sanitizer imbas virus corona COVID-19, ia akan memanfaatkan minuman keras tradisional 'ciu' sebagai bahan alternatif.
"Saya akan membuat hand sanitizer sendiri, karena sumber alkoholnya ada dan saya sedang memesan ke Puspitek (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) untuk meningkatkan kadar alkohol yang 20 persen menjadi 70 persen, 80 persen hingga 90 persen," kata Husain kepada wartawan di Purwokerto, Jumat (20/3/2020).
Husain menjelaskan, bahan baku ciu akan diambil dari Desa Wlahar, Kecamatan Wangon, Banyumas. Menurutnya, masyarakat di desa tersebut dapat membuat sekitar 2.000 liter ciu per hari. Meski diakuinya selama ini produksi ciu tersebut selalu kucing-kucingan dengan aparat.
"Sumbernya dari sana (Desa Wlahar) daripada untuk mabuk-mabukan," ujarnya.
Husain mengungkapkan, dia sudah mencoba membuat sendiri hand sanitizer berbahan dasar ciu dan sudah diuji coba. Kadar alkoholnya pun meningkat dari 20 persen menjadi 96 persen.
"Saya kemarin sudah bikin sendiri dan sudah uji coba, kadar alkoholnya 96 persen. Saya pakai gliserin untuk penghalus saja, sama H2O2 hidrogen peroksida, itu untuk antiseptik," ujarnya.
"Jadi 810 mililiter (ciu) kemudian ditambah hidrogen peroksidanya 100 mililiter tinggal sisanya air sampai kemudian ini terasa enak di tangan, jangan terlalu kental dan jangan terlalu encer," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar