Jumat, 22 Mei 2020

Viral! RSUD di Sulsel Kehabisan APD, Dokter Hanya Gunakan Jas Hujan Plastik

Satu video petugas medis yang sedang mengenakan alat pelindung diri (APD) berupa jas hujan plastik, viral di media sosial. Diketahui petugas medis tersebut berasal dari RSUD Lanto Dg Pasewang, Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Video yang dibagikan oleh akun Twitter @non_tary tersebut kini, Sabtu (21/3/2020), telah mendapatkan lebih dari 12 ribu retweet dan sekitar 13 ribu like.

"Kami hanya bisa gunakan APD seadanya pak @jokowi tolong bantu kami.. Pujian tidak ada gunanya pak," tulis @non_tary dalam video unggahan tersebut, Jumat (20/3/2020).

Menanggapi hal ini, tim detikcom melakukan konfirmasi kepada salah satu pihak rumah sakit yaitu, dr Pasriani yang juga sebagai pelaksana tugas kepala bagian tata usaha di RSUD Lanto Dg Pasewang.

dr Pasriani mengatakan rumah sakit di tempatnya bekerja memang sedang kekurangan APD dan persediaannya pun kian menipis. Hal ini berkaitan dengan virus corona COVID-19 yang kini sedang mewabah.

"Kami memakai apa yang memang sudah ada. Tanpa COVID-19 pun kami siap APD, tapi karena pemakaiannya sekali pakai, maka penggunaannya menjadi banyak," kata dr Pasriani kepada detikcom, Sabtu (21/3/20220).

"Kalau keadaan ini jadi berlanjut lama, pasti kami akan kehabisan," lanjutnya.

dr Prasiani mengaku selama kehabisan hazmat atau baju khusus untuk penanganan pasien virus corona, petugas medis di RSUD Lanto Dg Pasewang hanya mengenakan jas hujan plastik sebagai alternatif sementara.

"Itu (jas hujan plastik) alternatif, sambil menunggu pesanan datang," terangnya.

Tak hanya itu, dr Prasiani juga menjelaskan berbagai macam alat penunjang lainnya untuk penanganan pasien terkait virus corona hanya cukup untuk selama tujuh hari.

"Masker medis, masker N95, hand sanitizer cukup untuk tujuh hari ke depan. Cover all APD set sudah hampir habis," tuturnya.

Disebut Jokowi Bisa Jadi Obat Corona, Ini 6 Fakta Klorokuin

 Selain Avigan, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) juga akan memesan klorokuin sebagai obat untuk melawan virus corona COVID-19 di Indonesia. Menurutnya klorokuin telah digunakan di beberapa negara dan telah menunjukkan hasil yang positif dalam proses penyembuhan pasien.
"Klorokuin ini, kita siap 3 juta," terang Jokowi di Istana Merdeka dalam siaran langsung di akun Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (20/3/2020).

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini adalah fakta-fakta dari klorokuin.

1. Obat antimalaria
Chloroquine Phosphate atau klorokuin merupakan obat antimalaria yang telah digunakan selama lebih dari 70 tahun.

2. Telah diuji klinis di China
Wakil Kepala Pusat Pengembangan Bioteknologi Nasional China, Sun Yanrong dalam konferensi pers, pada Selasa (18/2), menyatakan klorokuin mempunyai efek penyembuhan tertentu pada penyakit virus corona. Hal ini diketahui setelah dilakukannya berbagai macam uji klinis di rumah sakit di China.

Meskipun baru diuji klinis di China dan belum dikonfirmasi oleh dunia sebagai obat virus corona. Klorokuin telah mendapatkan perhatian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan akan dilakukan pengujian terhadap obat tersebut dalam waktu dekat ini.

3. Digunakan di lebih 10 rumah sakit di China
Selama pandemi virus corona berlangsung, klorokuin telah digunakan dalam uji klinis di lebih dari 10 rumah sakit di Beijing, serta di provinsi Guangdong, China selatan dan provinsi Hunan, China tengah.

4. Percepat penyembuhan pasien
Dalam uji coba tersebut, kelompok pasien yang menggunakan klorokuin mengalami penurunan demam dan hasil CT scan pun menunjukkan paru-parunya membaik.

5. China ajukan hak paten kombinasi obat klorokuin
Pada tanggal 21 Januari, Institut Virologi Wuhan telah mengajukan hak paten obat dari perpaduan klorokuin dan remdesivir yang diklaim efektif melawan virus corona berdasarkan hasil uji coba di laboratorium.

6. Bisa dikembangkan di Indonesia
Guru Besar Bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjadjaran (Unpad), Keri Lestari mengatakan klorokuin mempunyai hasil yang baik dalam mengobati pneumonia akibat virus corona.

"Ini biasa digunakan untuk antimalaria, bisa juga untuk lupus. Dia punya potensi aktivitas anti virus spectrum luas, ini diteliti di China sejak 2013. Aktivitas anti-virus dan anti-inflamasi klorokuin dapat menjelaskan khasiatnya dalam menangani pasien dengan pneumonia COVID-19," kata Keri, Rabu (11/3/2020).

Keri juga menjelaskan obat sintetis klorokuin ini bisa diproduksi oleh PT Kimia Farma yang mengelola perkebunan kina di Jawa Barat. Sebab kandungan yang terdapat dalam kina memiliki kemiripan dengan klorokuin yang telah diuji klinis di China.

"Kalau mau dikembangkan kembali sangat bisa. Kimia Farma mempertimbangkan untuk memproduksi kembali," tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar