Senin, 25 Mei 2020

Kominfo Optimis Data Center Nasional Dibangun Tahun Ini

 Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus merampungkan persiapan pembangunan Data Center Nasional. Pihak Kominfo pun optimis proses pembangunannya dimulai tahun ini.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Menkominfo Johnny G Plate sudah mengirimkan surat ke Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Bappenas Suharso Monoarfa untuk percepatan. Pihaknya optimis proyek ini bisa diselesaikan tahun ini.

"Mudah-mudahan tahun ini bisa kita selesaikan, dan sudah mulai pembangunannya," ujar pria yang kerap disapa Semmy itu saat acara Lebaran Virtual Kominfo, Minggu (24/5/2020).

Untuk diketahui pemerintah akan membangun Data Center Nasional di Jakarta dan ibu kota baru. Pembangunan ini dilakukan lantaran jumlah data pemerintah tersebar di banyak data center.

Diungkap Menkominfo saat ini ada ada 2.700 pusat data dan ruang server pemerintah. Menurut dia, sebagian besar pusat data tersebut tidak memenuhi standar.

Lebih lanjut, Johnny menyebut mengintegrasikan data pemerintah tidak mudah mengingat pada 2018 saja kapasitasnya mencapai 36 petabyte. Dalam 6 tahun, akan meningkat menjadi 82 petabyte, dan 15 tahun ke depan meningkat menjadi 140 petabyte.

Kembali ke Lebaran Virtual Kominfo, di kesempatan tersebut, Semmy turut membeberkan peran pihaknya dalam membantu Gugus Tugas COVID-19 dalam mengintegrasikan sistem yang mereka miliki. Disinggung pula rencana Ditjen Aptika dalam menyiapkan masyarakat Indonesia untuk percepatan masuk ke ruang digital.

Menurutnya ruang digital bukan lagi ruang yang tanpa aturan. Ruang digital harusnya sudah dianggap sebagai realitas. Makanya pihaknya ingin melakukan sosialisasi dengan masyarakat bagaimana berdamai juga dengan gadget-gadget yang mereka miliki.

"Bagaimana bisa memanfaatkan gadget-gadget ini untuk hal-hal yang produktif, ini yang kita lakukan untuk memasuki normal baru. Di Aptika, kami akan membekali semua pekerja kami dengan gadget mobility, jadi bisa bekerja dari mana saja, dan diharapkan ini sebagai percontohan untuk memasuki new normal, khususnya di pemerintahan," pungkasnya.

Tepis Rumor Sebabkan Wabah, China 'Terbuka' Cari Tahu Sumber Corona

Laboratorium Wuhan di China, sempat dituduh menjadi asal muasal virus Corona yang kini sudah menginfeksi lebih dari 5 juta orang di dunia. Tepis rumor tersebut, China kini akui terbuka pada dunia untuk sama-sama cari tahu sumber virus Corona.
"China 'terbuka' untuk kerja sama internasional demi mengidentifikasi sumber virus Corona baru, tetapi penyelidikan apapun harus bebas dari campur tangan politik," kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Minggu (24/5/2020), dikutip dari Channel News Asia.

Wang Yi mengecam apa yang dia sebut upaya oleh politisi AS untuk 'mengarang rumor' tentang asal-usul patogen dan 'menstigmatisasi China'. Amerika Serikat dan Australia beberapa pekan terakhir juga telah menyerukan penyelidikan asal-usul pandemi virus Corona.

Baik Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menuduh China kurang transparan dalam masalah ini. Berulang kali pula muncul teori bahwa virus Corona bocor dari laboratorium di Wuhan, China.

Sementara itu, sebagian besar ilmuwan percaya virus Corona melonjak dari hewan ke manusia, kemungkinan dari pasar yang menjual daging hewan eksotis di pusat kota Wuhan, China.

"China terbuka untuk kerjasama dengan komunitas ilmiah internasional untuk mencari sumber virus," kata Wang pada konferensi pers di sela-sela sesi parlemen tahunan China.

"Pada saat yang sama, kami percaya bahwa ini harus profesional, adil, dan konstruktif. Keadilan berarti proses bebas dari campur tangan politik, menghormati kedaulatan semua negara, dan menentang anggapan yang salah," kata Wang.

Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah meminta Beijing untuk mengundang mereka menyelidiki sumber virus Corona.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar