Sabtu, 23 Mei 2020

Daripada untuk Mabuk, Ciu Banyumas Bakal Jadi Bahan Hand Sanitizer

Bupati Banyumas Achmad Husein membuat terobosan unik. Untuk mengatasi kelangkaan hand sanitizer imbas virus corona COVID-19, ia akan memanfaatkan minuman keras tradisional 'ciu' sebagai bahan alternatif.
"Saya akan membuat hand sanitizer sendiri, karena sumber alkoholnya ada dan saya sedang memesan ke Puspitek (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) untuk meningkatkan kadar alkohol yang 20 persen menjadi 70 persen, 80 persen hingga 90 persen," kata Husain kepada wartawan di Purwokerto, Jumat (20/3/2020).

Husain menjelaskan, bahan baku ciu akan diambil dari Desa Wlahar, Kecamatan Wangon, Banyumas. Menurutnya, masyarakat di desa tersebut dapat membuat sekitar 2.000 liter ciu per hari. Meski diakuinya selama ini produksi ciu tersebut selalu kucing-kucingan dengan aparat.

"Sumbernya dari sana (Desa Wlahar) daripada untuk mabuk-mabukan," ujarnya.

Husain mengungkapkan, dia sudah mencoba membuat sendiri hand sanitizer berbahan dasar ciu dan sudah diuji coba. Kadar alkoholnya pun meningkat dari 20 persen menjadi 96 persen.

"Saya kemarin sudah bikin sendiri dan sudah uji coba, kadar alkoholnya 96 persen. Saya pakai gliserin untuk penghalus saja, sama H2O2 hidrogen peroksida, itu untuk antiseptik," ujarnya.

"Jadi 810 mililiter (ciu) kemudian ditambah hidrogen peroksidanya 100 mililiter tinggal sisanya air sampai kemudian ini terasa enak di tangan, jangan terlalu kental dan jangan terlalu encer," jelasnya.

Namun demikian, lanjut Husain, dari 1 liter ciu hanya dapat diambil 200 mililiter untuk dapat menghasilkan kadar alkohol mencapai 70 persen atau lebih.

Hand sanitizer berbahan baku ciu ini nantinya akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat umum untuk mengatasi kelangkaan hand sanitizer di pasaran.

"Tapi itu dari mereka 1 liter hanya bisa diambil 200 mililiter (alkohol). Nanti (hand sanitizer) dibagikan secara gratis," jelas Husain.

Cegah Corona, Relawan Sediakan Cotton Bud di Lift untuk Tekan Tombol

 Bagi masyarakat perkotaan, lift kerap kali digunakan terlebih bagi mereka yang tinggal di apartemen. Tombol lift pun dianggap tempat kontaminasi virus corona COVID-19 yang cukup tinggi karena sering disentuh oleh orang lain.
Meski telah banyak yang menyadari pentingnya kebersihan di tengah wabah virus corona, tetap ada orang yang tidak bertanggungjawab yang beberapa kali meludah di tombol lift sehingga menulari manusia lainnya.

Melihat fenomena tersebut, sekelompok sukarelawan asal Singapura yang tergabung dalam komunitas Voluntary Community Patrol, telah meletakkan satu kotak cotton bud atau korek kuping di beberapa lift apartemen di Singapura. Penghuni disarankan mengambil cotton bud untuk menekan tombol lift dan membuangnya ke kotak plastik yang sudah disediakan.

Mereka memposting kegiatannya dan diunggah di media sosial Facebook.

"Sebagai langkah eksperimental untuk mencegah penyebaran virus corona saat ini, proyek sukarelawan baru 'PICK A BUD, PRESS A BUTTON' bertujuan untuk menggunakan korek kuping sekali pakai untuk menghindari menyentuh tombol dengan jari telanjang," tulis akun Voluntary Community Patrol di akun Facebook pribadinya. Unggahan tersebut telah dibagikan 600 kali oleh pengguna lain.

Relawan juga mengunggah gambar bahwa yang memasang cotton bud di lift dalam keadaan sehat dan tidak membahayakan masyarakat. Inisiasi ini datang karena masyarakat banyak yang takut dengan perilaku yang mengancam. Sebab beberapa remaja di Singapura ditangkap setelah meludahi tombol lift belum lama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar