Kamis, 21 Mei 2020

Di Bali Nggak Pakai Masker, Siap-siap Disetop Rahwana-Hanoman

Untuk mencegah penularan COVID-19 di desa adat Yeh Gangga, Tabanan, Bali memiliki cara unik untuk mengedukasi masyarakat maupun wisatawan yang masuk ke desa Yeh Gangga. Cara unik dilakukan dengan menampilkan petugas di pintu masuk desa dengan menggunakan kostum sekal kecak.
"Jadi gini desa adat Yeh Gangga dalam rangka operasi COVID-19 yang terlibat di dalam satuan gugus tugas Desa Yeh Gangga Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan ya di sana itu mereka memberikan edukasi kepada para yang lewat menuju Pantai Yeh Gangga untuk mencuci tangan dan menggunakan masker gitu. Termasuk wisatawan tapi pagelaran yang ditunjukkan lain daripada yang lain adalah yaitu di sana ada sekel kecak dengan menurunkan beberapa tidak semua sekel kecak diturunkan beberapa di dalam hari per hari," kata Bendesa Adat Yeh Gangga I Ketut Dolla melalui Video yang dikirimkan Humas Polres Tabanan, Rabu (20/5/2020).

Setiap wisatawan maupun warga yang masuk desa Yeh Gangga akan diberhentikan dulu oleh sekelompok orang yang menggunakan kostum sekel kecak untuk melakukan cuci tangan yang telah disediakan. Pihak Desa Yeh Gangga sendiri menyediakan tempat cuci tangan dan masker bagi warga yang tidak memakai masker.

"Diturunkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat ataupun wisatawan yang lewat memberikan edukasi dalam rangka cegah COVID-19 jadi di sana pintu masuk pantai menuju Yeh Gangga itu disiapkan berupa cuci tangan hand sanitizer dan lain sebagainya itu yang air dan sabun serta masker bagi yang tidak menggunakan masker," ungkap Dolla.

Sementara itu, respons masyarakat dan juga wisatawan sangat menyambut antusias apa yang dilakukan Desa Adat Yeh Gangga untuk memutus rantai penularan COVID-19. Meskipun ini adalah hal yang lucu namun sangat mengena di hati masyarakat.

"Jadi respons masyarakat sangat positif di samping mereka tampak antusias dalam arti mereka seolah edukasi dengan kedekatan sejenis lelucon kayak gitu tetapi mengena di hati sehingga masyarakat mau menaati imbauan pemerintah dalam rangka mencegah COVID-19 ini. Di sana satu seko (komunitas) itu terdiri dari 50 orang 40 orang itu kalau satu seko tarian kecak di Bali, beberapa yang diturunkan giliran memakainya, jadi pakaiannya pentas jadi mereka mengedukasi masyarakat pakaian saat mereka pentas kecak menyambut wisatawan gitu biasanya," jelas Dolla.

Di Afrika, Anjing-Anjing Dilatih untuk Berburu Pemburu Liar

 Anjing adalah hewan yang setia dan tidak sekedar sahabat manusia. Di Afrika, anjing-anjing dilatih untuk menjadi pelindung satwa liar dari para pemburu.

Cerita ini diberitakan oleh Fox News, bahwa di Taman Nasional Greater Kruger, Afrika Selatan terdapat anjing-anjing khusus yang dilatih untuk melindungi satwa di sana, terutama badak. Anjing-anjing ini dilatih sejak baru lahir.

Para anjing dilatih menghadapi tekanan, merayap, melacak, mengenali pemburu, dan menyerang. Di usia 18 bulan, barulah mereka diturunkan ke lapangan untuk melindungi satwa liar.

Johan van Straaten, seorang pelatih K9 mengatakan bahwa penggunaan anjing sebagai pelindung satwa telah berhasil mencegah setidaknya 45 ekor badak dibunuh. Anjing-anjing pelacak ini telah beroperasi semenjak tahun 2018.

"Di area patroli Southern African Wildlife College, tingkat keberhasilan menggunakan anjing sebagai pelindung adalah 68 persen, dibandingkan dengan tanpa anjing," katanya.

Para anjing dilatih dengan cara 'game changer', dimana mereka dilatih untuk melacak dengan kecepatan lebih tepat dibandingkan manusia dimana di saat di lapangan manusia kehilangan arah.

Proyek menggunakan anjing pelacak ini membantu memastikan kehidupan satwa liar yang sangat kaya di Afrika Selatan dari tangan pemburu liar. Terutama melindungi satwa liar badak, dimana jumlahnya hampir 80 persen badak di dunia ada di sana.

"Selama dasawarsa terakhir, ada lebih 8.000 badak tewas karena diburu hingga negara sangat terpukul akan hal ini," kata Johan.

Adapun anjing-anjing yang dilatih berjenis Texas Black-and-Tan Coonhounds, Belgian Malinois, Foxhound dan Blue Ticks. Mereka dilatih sesuai dengan kemampuan berburu yang diperlukan seperti melacak bebas, menyerang, mendeteksi, patroli dan mengendalikan rasa takut.

Sejak usia muda anjing-anjing ini pun disosialisasikan dan langsung diajarkan beragam metode melindungi. Mereka melacak, merayap, memanjat pohon dan mengikuti instruksi dasar dari pawangnya.

Menurut laporan dari Save The Rhino, pada tanggal 3 Februari lalu Departemen Lingkungan, Kehutanan dan Perikanan melaporkan bahwa total 594 badak diburu di negara Afrika Selatan sepanjang 2019.

Jumlah perburuan mencapai puncaknya di 1.215 pada tahun 2014, dan dalam lima tahun berturut-turut tingkat perburuan telah menurun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar