Kamis, 28 Mei 2020

Kapal Pinisi di Labuan Bajo Tenggelam, Begini Cara Mengangkatnya

 Kapal-kapal pinisi di Labuan Bajo bertumbangan karena pandemi Corona. Armada wisata itu tenggelam perlahan saat sauh diturunkan.
Bagaimana cara pemilik kapal mengangkatnya kembali? Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk mengangkat kapal pinisi itu.

Kapal pinisi yang tenggelam bisa diangkat?

"Masih bisa, karena tempat tenggelam di moring juga. Moring itu jangkar yang sudah ditanam di laut buat berlabuh," kata Agus Henriawan, kapten kapal Arfisyana Indah dalam pesan singkat dengan detikcom, Rabu (27/5/2020).

"Kapal akan diangkat memakai drum 200 liter, diikat di lambung kapal saat air surut," imbuh dia.

Kata Agus, kejadian beberapa kapal pinisi tenggelam baru kali ini terjadi. Hal itu dikarenakan semua kru kapal sedang dirumahkan.


#OperasiSenyap
@almascatie
Kisah kapal-kapal wisata di Labuan Bajo semasa corona. Satu persatu tenggelam, menanti corona selesai.

Lihat gambar di TwitterLihat gambar di TwitterLihat gambar di TwitterLihat gambar di Twitter
7.936
20.25 - 25 Mei 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
4.983 orang memperbincangkan tentang ini

Kembali ke pengangkatan kapal, langkah lanjutan untuk mengangkatnya yakni menunggu air pasang. Langkah terakhir yakni menguras dengan mesin pompa.

"Kemudian kalau sudah air pasang, kapalnya ikut naik terapung. Dan setelah agak terapung, airnya baru dikuras pake mesin pompa," urai Agus.

Dalam berita sebelumnya, beberapa kapal pinisi di Labuan Bajo, Manggarai Barat tenggelam. Penyebab kejadian tersebut, menurut pengalaman dari salah satu nakhodanya, yakni pertama, kapal pinisi yang tenggelam karena tidak ada orang yang menjaganya.

"Nggak ada yang jaga. Karena kru kapal semua dirumahkan," kata Agus.

Kedua, kapal tenggelam ini kemasukan air dari air laut yang merembes. Seperti diketahui, kapal-kapal pinisi di Labuan Bajo ini terbuat dari kayu dan harus dikuras berkala meski tak ada gelombang tinggi di tempat ia ditambatkan.

Boneka Monster Penangkal Corona dari Jepang Ini Laris Manis

 Boneka daruma Amabie, yang disebut-sebut sebagai monster penangkal virus Corona, laris manis. Seperti apa sih?

Daruma merupakan boneka tradisional berbentuk bulat, tidak memiliki kaki dan tangan. Biasanya, boneka tradisional berwarna merah, berbentuk bulat dan tidak berkaki maupun memiliki tangan.

Tapi belakangan saat pandemi virus Corona, muncul daruma anyar. Itu daruma Amabie, boneka yokai (mitos monster yang populer melalui cerita rakyat Jepang) berbentuk putri duyung sebagai pembawa keberuntungan yang pertama kali didokumentasikan pada 1846.

Daruma diproduksi di prefektur Gunma, yang memang memproduksi daruma. Daruma Amabie dibuat dengan panjang 9 cm, berwarna merah muda dan biru.

Pemahat daruma, Imai Tsutomu, bilang dia memilih warna-warna cerah untuk membuat daruma Amabie. Dia mengatakan daruma memang sudah dijadikan sebagai boneka keberuntungan untuk melawan pandemi virus Corona.

"Daruma Amabie sangat populer karena bentuknya sangat lucu. Saya berharap boneka ini membantu orang-orang untuk tetap positif menghadapi pandemi virus Corona," kata Imai seperti dikutip NHK.

Menurut Google Trends, yokai Amabie itu mulai muncul di awal Maret dan telah menyebar ke lima benua. Gambar Amabie itu populer lewat tagar #AMABIEchallange yang kini turut menyebar dalam bahasa Inggris.

Awalnya, Amabie menyebar melalui puluhan ribu lukisan, gambar, dan penafsiran personal sosok Amabie di Twitter dan Instagram, orang-orang di Jepang mulai menjual masker wajah dan cairan pembersih tangan dengan gambar Amabie. Dalam prosesnya muncullah daruma itu.
https://cinemamovie28.com/cast/erick-chavarria/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar