Jumat, 22 Mei 2020

Setelah Gunakan Hand Sanitizer, Butuh Berapa Lama Sampai Virus Mati?

Semenjak wabah virus corona COVID-19 meluas di berbagai negara, termasuk Indonesia, kelangkaan stok terjadi pada hand sanitizer dan masker. Hand sanitizer dipercaya bisa membantu mengurangi virus yang berada di telapak tangan.
Meskipun mencuci tangan lebih disarankan, tapi penggunaan hand sanitizer lebih diminati karena simpel. Tidak perlu jauh-jauh mencari air mengalir dan sabun untuk membersihkan tangan.

Terkait hal tersebut, beberapa netizen ada yang penasaran kira-kira berapa lama virus mati setelah menggunakan hand sanitizer?

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengatakan butuh waktu sekitar satu menit untuk virus mati setelah menggunakan hand sanitizer.

"Dalam satu menit. Maka, saat kita menggunakan hand sanitizer, kita diamkan atau keringkan dulu selama satu menit. Kita berharap, kalau di tangan kita ada virus, si virus ini akan mati," jelasnya saat melakukan konferensi pers daring, Jumat (20/3/2020).

Prof Ari mengingatkan, setelah menggunakan hand sanitizer keringkan selama satu menit tanpa menyentuh permukaan atau barang apapun. Ini akan membantu memaksimalkan hand sanitizer untuk mematikan virus yang ada di permukaan tangan.

WNI Pasien Corona Meninggal di Singapura, Sempat Dirawat di Indonesia

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) pada hari Sabtu (21/2/2020) melaporkan dua kasus kematian pertama pasien virus corona COVID-19. Salah satu di antaranya adalah seorang pria warga negara Indonesia (WNI) berusia 64 tahun.
Dalam situs resmi MOH dijelaskan bahwa WNI yang meninggal datang ke Singapura pada 13 Maret 2020 dalam kondisi sakit. Sebelumnya ia sempat menjalani perawatan di Indonesia untuk pneumonia dan memiliki riwayat penyakit jantung.

"Dia langsung dimasukkan ke ICU di NCID tanggal 13 Maret setelah tiba di Singapura dari Indonesia pada hari yang sama. Ia dikonfirmasi positif COVID-19 tanggal 14 Maret," tulis MOH dan dikutip pada Sabtu (21/3/2020).

"Sebelum datang ke Singapura pada 13 Maret, ia sempat menjalani perawatan di rumah sakit Indonesia untuk pneumonia dan memiliki riwayat penyakit jantung," lanjut laporan.

Sang pria dikabarkan meninggal karena kondisinya memburuk setelah sembilan hari menjalani perawatan di ICU.

"Kami sangat sedih atas meninggalnya mereka. Doa kami untuk keluarga di masa yang sulit ini," komentar Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong.

Hasil Termometer Tembak Sering 'Ajaib', Ini Suhu Tubuh Normal Manusia

- Termometer tembak kini ramai digunakan oleh kantor-kantor hingga tempat umum untuk mendeteksi demam, gejala awal infeksi virus corona COVID-19. Namun hasil pengukuran suhunya dikeluhkan netizen kadang tidak masuk akal.
Seperti misalnya kisah viral dr Shela Putri Sundawa di akun Twitter pribadinya. Ia sempat mendapat hasil pemeriksaan suhu tubuh 31,5 derajat Celsius saat diukur dengan termometer tembak area perkantoran daerah Jakarta.

"Suhu di bawah 35 derajat Celsius itu lethal atau mematikan untuk manusia. Artinya jika ada orang sehat-sehat saja, ngga nampak kedinginan atau sakit suhunya yang diukur 35 atau kurang, itu kemungkinannya: satu alatnya rusak, dua cara pengukuran kurang tepat, tiga yang diperiksa bukan manusia," tulis dr Shela.

Terkait hal tersebut memang sebetulnya berapa sih suhu tubuh normal manusia?

Dikutip dari WebMD, pada umumnya suhu tubuh normal untuk orang dewasa sekitar 36-37 derajat Celsius. Sedangkan untuk bayi dan anak-anak suhu tubuh yang normal antara 36,6-38 derajat Celsius.

Jika orang dewasa memiliki suhu di atas 38 derajat Celsius, sudah bisa dianggap demam. Bahkan jika sudah di atas 39 derajat Celcius, segera hubungi dokter untuk memeriksakan kondisi lebih lanjut.

Indikasi demam untuk anak-anak lebih rumit. Usia di bawah 3 bulan disebut demam bila memiliki suhu dubur di atas 38,5 derajat Celsius, usia antara 3 dan 3 tahun suhu dubur di atas 38,8 derajat Celsius, dan di atas tiga tahun memiliki suhu oral melebihi 39,4 derajat Celsius.

Bila suhu tubuh turun di bawah 35 derajat Celcius, maka bisa jadi tanda hipotermia. Pada suhu yang terlalu rendah, tubuh tidak berfungsi dengan baik. Hipotermia yang tidak tertangani bisa memicu kegagalan sistem organ, terutama pada jantung dan pernapasan, serta memicu kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar