Tak hanya orang dewasa, infeksi virus corona COVID-19 juga banyak terjadi pada anak-anak. Meskipun begitu, beberapa penelitian mengatakan anak-anak yang terinfeksi penyakit ini tidak akan mengalami gejala yang parah atau bahkan tidak bergejala.
Tetapi apakah anak-anak yang terinfeksi virus corona tetap bisa menularkan virus, meski tidak mengalami gejala?
Menurut ahli epidemiologi di University of California di Berkeley, Arthur Reingold meski kebanyakan anak-anak tidak mengalami gejala, bukan berarti mereka tidak bisa menularkan virus corona ke orang lain.
"Kita harus berasumsi bahwa anak-anak tetap bisa menularkan penyakit ini. Mereka sangat efisien dalam menyebarkan virus pernapasan lain seperti influenza. Apalagi virus corona ini berbeda," ucap Arthur seperti dikutip dari CNN.
Menurutnya kekhawatiran terbesar adalah anak-anak yang terinfeksi virus corona dan tidak mengalami gejala, tanpa sadar menularkan ke orang lain yang lebih rentan seperti orang tua dan anggota keluarga lainnya.
Test Pack Corona COVID-19 Bertebaran di Lapak Online, Terpercaya Nggak?
Di tengah tingginya minat untuk melakukan tes corona, test pack 'instant' yang diklaim bisa mendeteksi COVID-19 marak diperjualbelikan. Di lapak online, dijual dengan harga sekitar Rp 1 juta.
"Satu-satunya tes paten untuk Corona Virus terbaru di Indonesia. Tes dilakukan dan hasil terlihat dalam 8-15 menit. Alat tes standard dipakai di China Hospital. Stock terbatas," tulis salah satu pelapak, seperti dikutip pada Selasa (17/3/2020).
Dalam keterangan di bungkusnya, tertulis 'COVID-19 IgM/IgG Antibody Rapid Detection Kit'. Spesimen yang digunakan, berdasarkan bagan cara pakainya, adalah sampel darah.
Apakah alat ini terpercaya? Ahmad Utomo, Principal Investigator di Stem Cell and Cancer Research Institute, menyarankan untuk lebih dahulu memastikan cara kerjanya, apakah berbasis antibodi atau PCR (Polymerase Chain Reaction). Juga harus dipastikan, apakah alat tersebut tervalidasi dengan baik.
"Tapi saya tidak menganjurkan untuk beli, karena bagaimanapun harus dikerjakan oleh laboratorium," kata Ahmad dalam diskusi yang digelar Society of Indonesian Science Journalists (SISJ) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Test kit berbasis antibodi, menurut Ahmad, memiliki kelebihan bisa memberikan hasil lebih cepat yakni sekitar 15-20 menit. Hasil positif dengan 'rapid diagnostik' seperti ini menandakan seseorang pernah terpapar virus corona COVID-19.
"Untuk skrining di bandara misalnya, rapid diagnostik cukup menjanjikan karena hanya 20 menit. Supaya aware bahwa pernah terinfeksi," jelasnya, tentang test kit berbasis antibodi.
Studi Terbaru: Selain Diabetes, Minuman Manis Juga Bikin Kolesterol
Makanan berlemak seperti seafood, daging olahan, dan jeroan sering dikaitkan dengan peningkatan kadar kolesterol jahat. Tapi, sebuah studi baru menemukan minuman manis pun juga berpengaruh pada kolesterol tinggi.
Bersumber dari Healthline, penelitian baru menemukan orang dewasa yang minum minuman manis memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kadar lemak tidak sehat yang lebih tinggi atau trigliserida. Minuman mengandung gula tinggi beresiko sampai 98 persen menyebabkan kenaikan LDL dan 53 persen kenaikan kadar trigliserida.
Dalam penelitian yang dimuat dalam Journal of the American Heart Association ini, tim peneliti mengungkap bahaya konsumsi minuman manis setiap hari. Studi ini menganalisis data dari 6.000 orang berusia pertengahan selama 12 tahun.
Menurut Medical Marketing Manager Kalbe Nutritionals dr Adeline Devita, trigliserida merupakan hasil konversi kalori tidak terpakai dan disimpan untuk menyediakan cadangan energi bagi tubuh. Hal tersebut menyebabkan seseorang yang sering mengonsumsi kalori dalam minuman manis melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh tubuhnya, akan berisiko memiliki kadar trigliserida tinggi.
"Semakin tinggi kadar trigliserida, maka risiko terkena penyakit jantung dan sindrom metabolik yang juga berhubungan dengan stroke akan semakin tinggi. Tak hanya mendongkrak naik kadar trigliserida saja, makanan yang mengandung gula yang tinggi juga dapat memicu peningkatan kadar LDL serta menurunkan HDL (kolesterol baik)," jelas dr Adeline kepada detikHealth baru-baru ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar