Sabtu, 30 Mei 2020

Pendiri Zoom Ungkap Momen Paling Mengagetkan di Layanannya

Momen yang satu ini mungkin tidak akan pernah dilupakan oleh pendiri Zoom, Eric Yuan. Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mendadak memajang postingan di Twitter yang mengagetkannya.
Dalam postingan akhir Maret itu, Boris tampak memajang screenshot sedang memakai layanan Zoom untuk rapat dengan para menteri kabinetnya di tengah pandemi Corona. Itulah saat di mana Yuan menyadari Zoom telah juga menjadi layanan yang diandalkan pemerintah sebuah negara.

"Hal itu adalah saat di mana kami terbangun," sebut Yuan. Terlebih dalam postingan Boris, ID para menteri terpampang jelas yang mungkin berpotensi menjadi celah keamanan.

Yuan tak menyangka ada user penting membagikan screenshot meeting Zoom mereka, sesuatu yang jarang terjadi saat pengguna utama Zoom berasal dari kalangan bisnis. Tapi situasi memang sudah berbeda, Zoom melonjak penggunanya di tengah pandemi Corona.

Kenapa Zoom favorit salah satunya adalah mudah digunakan oleh siapa saja dan selain itu, kualitasnya tinggi. Untuk mengakses sebuah meeting, user cukup klik link.

Seminggu setelah Boris rapat itu, Zoom langsung memberi update yang dapat menyembunyikan ID meeting. Itu hanya salah satu masalah dari berbagai isu keamanan Zoom yang kemudian banyak diperbincangkan.

Yuan mengaku tak pernah membayangkan Zoom bakal setenar sekarang. Para pegawai, organisasi, sampai pemerintahan mengandalkan layanan buatannya. Keamanan dan infrastruktur harus ditingkatkan dengan cepat.

"Zoom tidak hanya perusahaan komunikasi bisnis, mendadak ia menjadi sebuah perusahaan infrastruktur," cetus Yuan, yang lahir di China kemudian pindah ke Amerika Serikat ini.

Zoom pun berusaha menambal setiap celah keamanan yang muncul, sebut saja zoom bombing. Walaupun kekayaannya meningkat pesat, kini sekitar USD 7,8 miliar, ia mengaku sempat tidak bisa tidur dengan tenang.

"Saya beberapa malam tidak bisa tidur. Bagaimana kita bisa sampai di titik ini?" katanya dalam wawancara khusus dengan CNN yang dikutip detikINET.

Selain masalah keamanan, Yuan juga cukup pusing dengan anggapan bahwa perusahaannya asal China, bukan Amerika Serikat. Tudingan itu pernah dikemukakan politisi dari Partai Demokrat, Nancy Pelosy yang menyebut Zoom sebagai entitas China.

"Jika dunia tak memahami kami, saya tidak menyalahkan yang lain, itu masalah kami. Kami adalah perusahaan Amerika yang sangat bangga. Perusahaan publik Nasdaq, kantor pusatnya di San Jose. Saya seorang China Amerika. Saya amat yakin selama Anda melakukan hal yang benar, cepat atau lambat mereka akan tahu. Sabarlah saja," begitu kata Yuan.

Kenapa Siri dan Asisten Virtual Lainnya Pakai Suara Perempuan?

Pengguna smartphone kini terbiasa menggunakan asisten virtual di smartphone untuk navigasi GPS, menanyakan cuaca, mengatur alarm, dan hal lain untuk membantu memudahkan.
Sadarkah kalian kalau asisten virtual lebih sering menggunakan suara perempuan? Kalian akan menemukan suara perempuan pada Siri, Alexa, Google Assistant, atau Cortana.

Tak cuma di smartphone, komputer hingga perangkat seperti mesin ATM lebih sering menggunakan suara perempuan dalam fitur voice assistant atau asisten suara mereka. Kira-kira apa ya alasan di baliknya?

Beberapa ilmuwan berpendapat, mendengarkan suara perempuan yang disukai semua orang jauh akan lebih mudah ketimbang memodulasi suara laki-laki. Ini terkait dengan suara ibu, sehingga kebanyakan orang cenderung meresponsnya secara positif.

Secara psikologis, seseorang cenderung lebih mendengar suara perempuan. Dikutip dari PC Mag, sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2014 menyebutkan bahwa pada tahap prenatal, janin merespons suara kedua orang tua, dan bayi yang baru lahir sudah lebih memilih suara ibu daripada suara ayah.

Namun, ada juga asisten virtual yang menawarkan opsi suara laki-laki, di antaranya, Siri dan Google Assistant. Pilihan ini tak dimiliki oleh Alexa dan Cortana yang hanya punya suara perempuan.

Berbeda lagi dengan asisten suara Watson dari IBM. Lantaran dianggap maskulin dan memiliki kesan pemimpin, Watson pun menggunakan suara laki-laki.

Juru bicara Microsoft menjelaskan, asisten suara Cortana yang mereka kembangkan secara teknis dapat dikatakan tak memiliki gender. Akan tetapi, mereka melakukan penelitian gender ketika memilih suara dan mencari yang lebih baik.

Microsoft ingin menghadirkan asisten yang dapat membantu, mendukung, sekaligus dapat dipercaya. Maka, suara perempuan pun dipilih karena dipercaya lebih unggul untuk tiga faktor tersebut.

Dalam hal ini, psikolog James W. Pennebaker menjelaskan, perempuan biasanya menggunakan lebih banyak kata ganti dan kata tentatif daripada laki-laki.

Pengucapan kata ganti, khususnya 'saya', banyak dilakukan perempuan. Asisten suara yang ada saat ini pun cenderung lebih sering menggunakan kata 'saya'.
https://kamumovie28.com/black-clover-episode-77-subtitle-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar