Sabtu, 25 April 2020

4 Jenis Makanan yang Bisa 'Membunuh' Sperma Bila Sembarangan Dikonsumsi

Hampir kebanyakan pria tidak menyadari bahwa rata-rata jumlah sperma akan menurun seiring menuanya usia. Ditambah dengan pola hidup yang tak sehat juga semakin memperburuk keadaan ini.
Ada begitu banyak faktor penyebab jumlah sperma menjadi semakin menurun, salah satunya adalah dengan pola makan yang tidak sehat. Berikut ini adalah beberapa jenis makanan yang justru bisa 'membunuh' sperma, seperti dikutip dari Uchicago Medicine.

1. Daging olahan
Beberapa daging olahan seperti hot dog, salami, dendeng, bacon, dan lain-lain memang banyak disukai oleh banyak orang karena rasanya yang enak. Tetapi sayangnya, sebuah studi menunjukkan bahwa mengonsumsi daging merah olahan justru bisa menurunkan dan mempengaruhi kemampuan berenang sperma.

2. Lemak trans
Lemak trans atau lemak jenuh memang dikenal bisa menimbulkan banyak penyakit jika dikonsumsi. Karena lemak jenis ini dapat meningkatkan kolesterol jahat dalam tubuh.

Sebuah studi di Spanyol pada tahun 2011 menemukan bahwa adanya hubungan antara banyaknya asupan lemak trans yang masuk ke dalam tubuh, dengan menurunnya jumlah sperma.

3. Produk kedelai
Produk kedelai mengandung fitioestrogen atau senyawa mirip dengan estrogen (hormon seks wanita), yang berasal dari tanaman. Sebuah studi yang dilakukan pada 99 pria di klinik kesuburan di Boston, Amerika Serikat, menyimpulkan bahwa asupan kedelai yang berlebihan dapat menurunkan konsentrasi sperma.

4. Produk susu tinggi lemak
Sebuah studi yang menganalisis sperma dari 189 pria dengan rentang usia 18-22 tahun, menunjukkan bahwa produk susu tinggi lemak (susu murni, krim, dan keju) bisa berdampak pada penurunan kualitas sperma, bahkan beberapa bentuknya menjadi abnormal.

Viral 3 Siswi SMA Buka Bra Saat Live IG, Ini Komentar Psikolog

 Belum lama ini viral video 3 siswi SMA yang membuka pakaian dalamnya saat melangsungkan live di Instagram (IG). Kenapa seseorang bisa berperilaku sembrono?
Menanggapi hal tersebut, psikolog Veronica Adesla dari Personal Growth menjelaskan kemunculan perilaku ini didorong oleh hasrat untuk mencari kesenangan atau rasa puas sementara yang didapatkan dari melakukannya.

"Dalam hal ini mendapatkan rasa senang atau kepuasan semu dari mempertontonkan alat genital atau bagian tubuh pribadinya kepada orang lain, ataupun rasa senang dan puas atas reaksi atau respons yang didapatnya dengan mempertontonkan bagian tubuh pribadinya," ujar Veronika saat dihubungi detikcom, Jumat (24/4/2020).

Veronica menjelaskan rasa senang dan puas semua bisa didapat dari ilusi yang dihasilkan bahwa dirinya hebat karena berhasil mengalahkan rasa takut, mendapatkan pengakuan sosial dari lingkungan pertemanannya karena berani dan tidak 'cupu'.

Satu hal lagi yang perlu dicermati menurut Veronica adalah adanya kemungkinan muncul tekanan atau pressure dari lingkungan pergaulan untuk melakukan hal serupa. Dalam situasi ini remaja perlu cerdas dan tegas dalam menyikapinya agar tidak terjebak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar