Selasa, 28 April 2020

Butuh Waktu 8 Jam untuk Periksa Sampel Corona, Begini Tahapannya

Meningkatnya kasus COVID-19 di DIY belum dibarengi dengan cepatnya pengujian sampel pasien dalam pengawasan (PDP). Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta menyebut satu kali proses pengujian paling cepat memerlukan waktu 8 jam, terlebih jumlah PDP terus meningkat.
Juru Bicara Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) untuk penanganan COVID-19, Berty Murtiningsih menjelaskan alur pengujian sampel bagi PDP. Menurutnya, pasien berstatus PDP dapat memeriksakan diri di Rumah Sakit (RS) mana saja.

"Pasien PDP diperiksa di RS mana saja, konsulkan ke RS rujukan, dengan dokter konsultan, bila perlu rawat bisa di RS Rujukan, bisa tidak tergantung kondisi.Bahkan bisa pula PDP isolasi mandiri," katanya melalui pesan singkat kepada detikcom, Selasa (31/3/2020).

Setelah ditetapkan sebagai PDP, nantinya petugas medis akan mengambil swab pasien untuk selanjutnya diuji di BBTKLPP Yogyakarta. Proses tersebut membutuhkan waktu tang tidak sebentar.

"Swab diambil di RS, lalu dikirim ke BBTKLPP Yogyakarta. Jadi kalau pasien diambil swab, maka spesimennya disimpan dalam VTM (Virus Transport Media), baru dikirim ke laboratorium (BBTKLPP Yogyakarta)," katanya.

"Prosesnya 3 sampai dengan 5 hari tergantung ketersediaan reagen dan VTM di lab (BBTKLPP)," ucapnya.

Karena itu, Berty menyebut proses pengujian sampel PDP dari nol hingga keluar hasilnya memerlukan cukup waktu. Apalagi, BBTKLPP Yogyakarta tidak hanya melayani pengujian sampel dari DIY.

"Di samping DIY, laboratorium BBTKLPP kan juga menangani sampel seluruh Jateng," ujarnya.

1. Pengambilan 4 macam sampel
Sementara itu, Kepala BBTKLPP Yogyakarta, Dr. dr. Irene menjelaskan secara rinci bagaimana proses pengujian sampel PDP hingga muncul hasil pasien positif atau negatif. Irene menyebut, setiap PDP menjalani pengambilan 4 macam sampel.

"Pertama sampelnya dulu ya, jadi pasien kalau PDP itu misalnya di RS itu kita ambil sampelnya 4 macam, yang pertama nasofaring swab, orofaring swab, sesudah itu futum sama darah," katanya saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Selasa (31/3/2020).

Apalagi, khusus untuk pengambilan sampel nasofaring dan orofaring memerlukan waktu 2 haru berturut-turut. Hal itu sebagai prosedur untuk menentukan hasil pemeriksaan.

"Kemudian untuk nasofaring dan orofaring kalau untuk PDP harus diambil 2 hari berturut-turut. Kenapa? Karena pemeriksaan itu bisa disimpulkan kalau spesimennya itu ada 2, terutama kalau yang negatif ya," ucapnya.

2. Disimpan di tempat khusus
Nantinya, keempat sampel itu disimpan di tempat khusus. Seperti untuk narofaring dan orofaring itu disimpan di VTM. Perlu diketahui, VTM berisi makanan dan antibiotik untuk virus, tujuannya agar virus bertahan saat dibawa sampai ke BBTKLPP.

"Sampai di lab ada beberapa proses, yang pertama sampelnya dibongkar dulu, kemudian dicatat sampelnya dari mana, diberi nomor dan diberi coding, nah itu butuh waktu. Kemudian aliquot yakni, diambil sebagian sampelnya untuk diperiksa dan sisanya kita simpan lagi, kita packing lagi untuk kemudian dikirim ke Litbangkes," katanya.

"Nah yang diperiksa di BBTKLPP itu adalah nasofaring dan orofaringnya. Untuk proses coding, penomoran dan aliquot itu kalau sampelnya banyak untuk satu kali running itu minimal butuh waktu 1 sampai 2 jam," lanjut Irene.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar