Setelah dilaporkan tumbang oleh banyak penggunanya di media sosial, First Media pun akhirnya angkat bicara.
Victor Indajang, Deputy CEO & Chief Operations Officer (COO) PT Link Net Tbk, mengatakan telah telah terjadi gangguan pada layanan mereka. Penyebabnya lantaran adanya gangguan dalam proses sistem provisioning modem.
"Gangguan ini membuat modem tidak mendapatkan IP (Internet Protocol) untuk dapat terhubung ke internet, namun untuk layanan TV cable tetap berjalan normal," jelas Victor.
"Bersama ini kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh para pelanggan setia First Media," lanjutnya.
Gangguan provisioning modem ini terjadi kepada beberapa pelanggan di kota Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Pelanggan yang terdampak gangguan ini akan melihat semua lampu berkedip secara terus-menerus pada modem.
Saat ini tim First Media pun telah melakukan perbaikan secara intensif dengan mengkonfigurasi ulang semua sistem modem bermasalah.
Mereka berupaya untuk segera kembali menormalkan layanan pada pelanggan yang masih mengalami masalah. Untuk itu Victor meminta pelanggan tidak mematikan modem dalam waktu 1-2 hari ke depan.
Selain itu First Media memberikan kompensasi kepada pelanggan yang terdampak berupa akses layanan semua TV Channels berisi konten hiburan yang sudah bisa dinikmati hari ini hingga tanggal 30 April 2020.
"Kami sadar hal ini tidak sebanding dengan gangguan internet yang dialami oleh pelanggan kami. Namun kami harapkan dapat menambah rasa aman dan nyaman di rumah, sementara kami terus memperbaiki masalah ini," ungkap Victor.
"Bagi pelanggan yang masih membutuhkan bantuan dan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service melalui email ke ustomer.service@linknet.co.id atau dengan memanfaatkan fasilitas digital self-care melalui aplikasi My FirstMedia dan portal cek.firstmedia.com," pungkasnya.
Dihajar Corona, Pengapalan Smartphone di China Mulai Pulih
Pandemi corona menghajar banyak sektor, salah satunya termasuk industri smartphone. Di China sebagai negara pertama yang terdampak COVID-19, setelah babak belur, industri smartphonenya perlahan bangkit.
Menurut data baru dari Akademi Teknologi Informasi dan Komunikasi China (CAICT), pengiriman smartphone di negara mereka mencapai 21 juta unit selama sebulan terakhir.
Dikutip dari GSM Arena, Senin (20/4/2020), ini merupakan peningkatan 3 kali lipat dibandingkan dengan Februari, yang disebut sebagai performa terburuk dalam catatan baru-baru ini.
Memang, angka ini masih 20% di bawah pengapalan pada periode Maret 2019. Meski demikian, peningkatan tersebut menjadi sinyal pengapalan smartphone di China mulai pulih.
Bulan lalu Apple mencatat pengapalan yang melonjak menjadi 2,5 juta unit. Ini merupakan peningkatan penting dari prediksi 500 ribu unit yang dipindahkan pada Februari.
Selain itu ada Xiaomi yang baru-baru ini mengklaim penjualan smartphonenya pulih ke angka 80% dari tingkat normal. Xiaomi berharap peningkatan ini masih akan berkelanjutan dalam beberapa bulan mendatang.
Bagaimanapun, masih harus ditinjau kembali bagaimana kebiasaan belanja gadget konsumen dalam merespons perlambatan ekonomi, sebagai dampak pandemi COVID-19.
Tapi setidaknya, kembalinya retailer online dan offline lokal ke jam kerja reguler, serta adanya peningkatan pengiriman yang dilakukan perusahaan logistik di seluruh China, menjadi secercah harapan akan adanya perbaikan kondisi yang signifikan di kuartal mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar