Para peneliti di University of St Andrews 'spin-out company telah melakukan penelitian dan menemukan semprotan hidung, yang dipercaya bisa mengobati infeksi virus Corona COVID-19. Mereka percaya bahwa alat ini bisa sebagai antivirus dan menghentikan virus sampai ke paru-paru, setelah dipastikan positif.
Perusahaan spin-out Universitas St Andrews, Pneumagen, ini telah melakukan tiga studi yang berbasis tes laboratorium secara terpisah untuk mengujinya. Hasilnya, alat ini bisa menghentikan virus SARS-CoV-2 yang diketahui sebagai penyebab dari COVID-19.
Dalam penelitian ini, para ahli menggunakan neumifil dan Modul Pengikat Karbohidrat multivalen (mCBM) dengan teknologi GlycoTarge. Neumifil dan mCBM ini pun sebelumnya sudah pernah dikembangkan untuk pengobatan infeksi saluran pernapasan, termasuk virus influenza (IFV), virus respiratory syncytial (RSV), dan virus Corona.
"Antivirus klasik seperti ini akan benar-benar bekerja untuk menyerang virus. Sedangkan alat kami akan menghambat virus agar tidak masuk ke dalam sel," kata peneliti utama dan profesor biologi di St Andrew, Gary Taylor.
Menurutnya, obat ini akan bekerja dengan menutup reseptor glykan pada saluran udara pernapasan. Dengan cara itu, virus tidak akan masuk dan bisa menjadi revolusi untuk obat infeksi saluran pernapasan.
Mengutip dari Daily Star, Glykan merupakan nama generik dari karbohidrat kompleks yang dibuat dari molekul karbohidrat atau gula. Glykan juga melapisi sel-sel yang ada dipermukaan virus tersebut.
"Dari hasil penelitian mCBM, menunjukkan bahwa pengikatan glykan bisa berpotensi mencegah dan mengobati infeksi yang disebabkan oleh COVID-19, ujar Kepala eksekutif Pneumagen, Douglas Thomson.
"Ini bisa memblokir akses virus ke sel paru-paru yang bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Kami dengan cepat akan memulai uji klinis untuk pencegahan dan pengobatan COVID-19," imbuhnya.
Kesalahan Saat Sahur dan Berbuka yang Bikin Badan 'Tumbang' Saat Puasa
Terkadang saat sahur beberapa orang tidak memikirkan kandungan gizi pada makanan yang dikonsumsinya, karena yang terpenting adalah ia merasa kenyang dan siap menjalani puasa.
"Sahur itu juga bukan berarti kita makan gila-gilaan, kita jejelin yang namanya perut sampai kesannya sudah nggak kuat lagi karena sesak dengan segala macam nasi pakai tepung yang kayanya menurut kita tuh saving energy," kata ahli gizi komunitas dr Tan Shot Yen, Rabu (29/4/2020).
Menurut dr Tan, berbagai macam makanan berbahan dasar refined grain atau gandum halus seperti roti, mi, sereal, dan lain-lain bukanlah jenis karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh. Karena makanan jenis ini bisa menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit di kemudian hari.
"Miskin serat, miskin antioksidan, cepat diubah jadi gula. Gula (darah) naik, insulin naik buat menekan gula darah agar tidak diabetes orangnya," jelasnya.
"Saat gula ditekan, disimpan sebagai cadangan dalam hati dan otot. Tapi cadangan di dua organ ini kecil banget, (sedangkan) cadangan terbesar tanpa limit adalah lemak," lanjutnya.
Ketika gula darah naik dan menjadi lemak di dalam tubuh, itu bisa meningkatkan risiko timbulnya diabetes, obesitas, hipertensi, dan sindroma metabolik atau kumpulan berbagai macam gejala penyakit secara bersamaan.
"Bahkan kekebalan tubuhnya hancur-hancuran dan risiko (terkena) COVID-19 meningkat," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar