Senin, 20 April 2020

Terimbas Corona, Proyek Puluhan Triliun di RI Ditunda

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan tidak ada investor yang membatalkan investasinya di Indonesia gara-gara pandemi COVID-19. Namun merebaknya virus Corona membuat rencana sejumlah investasi tertunda.
Dia menjelaskan, yang ditunda oleh investor terkait ground breaking atau peletakan batu pertama pembangunan proyek. Seperti proyek Tanjung Jati Power (YTL Power) senilai Rp 38 triliun.

"Contoh katakanlah (proyek) Tanjung Jati. Ini investasi mangkrak. Tanjung Jati di Jabar Rp 38 triliun. Yang harusnya ground breaking-nya itu bulan Maret tapi kemudian diundur karena COVID-19, diundur ke bulan Mei akhir," kata Bahlil dalam paparan realisasi investasi triwulan pertama 2020 melalui saluran YouTube BKPM, Senin (20/4/2020).

Sekali lagi dia memastikan tidak ada investor yang membatalkan penanaman modal di Indonesia. Sementara ada yang menunda, hal itu diakui oleh Bahlil. Namun hal-hal yang dapat dilakukan karena tidak terganggu oleh adanya pandemi COVID-19, sudah mulai dikerjakan oleh investor.

"Di lapangan sekarang sudah mulai persiapan persiapan. Itu pun di tempat-tempat lain begitu. Jadi saya pastikan bahwa tidak ada yang membatalkan investasinya. Yang ada hanya lah menunda waktu sedikit. Bahasa kerennya itu menjadwal ulang," jelasnya.

Pihaknya pun sudah memastikan hal tersebut dengan menanyakan langsung melalui perangkat elektronik kepada pihak investor.

"Sampai sekarang di BKPM dari semua, kita kan berkomunikasi terus. COVID-19 ini kita komunikasi terus, video conference terus, kita telepon satu-satu, kami belum menemukan satu investor yang mengatakan membatalkan investasinya di Indonesia," tambahnya.

Misteri Pasien Pertama Virus Corona

Dunia melihat Amerika dan China saling berbantah-bantahan soal virus Corona. Hal ini pun termasuk soal siapa pasien pertama COVID-19, orang China atau Amerika?

Ilmu pengetahuan dan kesehatan ikut diseret dalam aksi saling tuduh antara China dan Amerika terkait biang keladi virus Corona. Salah satu cerita dalam aksi saling tuduh ini adalah soal patient zero. Ini adalah sebutan untuk orang yang pertama terkena sebuah penyakit.

Patient zero disebutkan adalah seorang warga negara China yang tinggal di Wuhan. Belakangan cerita ini digugat oleh pihak China dan disebutkan kalau patient zero adalah warga negara Amerika yang sedang ada di Wuhan.

Dihimpun detikInet dari berbagai sumber, Senin (20/4/2020) yuk kita lihat kedua versi cerita ini:

Versi patient zero adalah WN China
Versi pertama yang diberitakan secara internasional adalah patient zero merupakan WN China yang tinggal di Wuhan. Dia diberitakan sejumlah media internasional seperti The Wall Street Journal dan Mirror Inggris pada 30 Maret 2020.

Namanya adalah Wei Guixian, seorang pedagang udang di Huanan Seafood Market di Wuhan. Dia diberitakan mengalami flu pada 10 Desember 2019 dan dirawat di Wuhan Union Hospital sejak 16 Desember 2019. Namanya termasuk dalam 27 orang pertama yang positif COVID-19. Sementara WHO mencatat patient zero dari China dilaporkan tanggal 8 Desember 2019.

Namun tidak terlalu lama kemudian, informasi ini terbantahkan oleh pihak China. Dalam jurnal kedokteran The Lancet seperti dilihat detikINET, sekelompok ilmuwan China sudah melaporkan ada pasien virus Corona di Wuhan sejak 1 Desember 2019 dan tidak terkait Huanan Seafood Market.

Salah satu dari tim peneliti bernama Dokter Wu Wenjuan dari Jinyintan Hospital kepada BBC mengatakan patient zero adalah manula yang sakit Alzheimer dan tidak diungkap identitasnya. Pasien itu tinggal cukup jauh dari pasar seafood dan tidak keluar rumah.

Belakangan, data ini pun dibantah lagi. South China Morning Post memberitakan kalau data pemerintah China menunjukkan kalau patient zero adalah orang berusia 55 tahun dari Provinsi Hubei yang kena COVID-19 pada tanggal 17 November 2020. Artinya ini lebih awal lagi, namun tidak jelas pasien ini dari Provinsi Hubei sebelah mana, karena Wuhan juga ada di Hubei. Identitasnya pun tidak diungkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar