Selasa, 28 April 2020

Virus Corona Bisa Menempel di Sepatu, Begini Membersihkannya

Para ahli kesehatan telah mengatakan bahwa virus corona COVID-19 bisa bertahan di permukaan benda hingga plastik. Karena itu, kita perlu menjaga kebersihan diri sendiri dan benda-benda di rumah selama mengisolasi diri sendiri.
Kita juga perlu memperhatikan sepatu dan sandal setelah bepergian karena virus corona COVID-19 juga bisa bertahan di sepatu.

Dikutip dari Daily Star, virus bisa menular dan menyebar dari alas kaki yang kita gunakan ke kantor, swalayan, naik angkutan umum dan lainnya. Karena, virus corona COVID-19 bisa bertahan di kain sintetis yang biasanya merupakan bahan dasar dari sepatu selama 5 hari.

Dr Mary E. Schmidt mengatakan, bahwa virus corona COVID-19 bisa bertahan hidup di sepatu dan alas kaki lain selama 5 hari atau lebih. Sehingga ia menyarankan untuk meninggalkan alas kaki di luar pintu untuk mencegah virus corona menyebar dan mengkontaminasi isi dalam rumah.

Carole Winner, spesialis kesehatan masyarakat di Kansas City juga merekomendasikan hal yang sama seperti dr Mary.

"Cara ini untuk mencegah mereka yang di dalam rumah tertular virus corona COVID-19," jelasnya.

Selain meletakkannya di luar, kamu juga disarankan mendisinfektan atau mencucinya menggunakan air dan sabun ketika kembali ke rumah. Setelah itu, juga harus mencuci tangan pakai sabun dan air.

Pejabat kesehatan telah merekomendasikan semua orang untuk mencuci tangan selama 20 detik atau setara dengan menyanyikan lagu 'selamat ulang tahun' sebanyak 2 kali.

Pastikan juga tangan kamu bersih sebelum menyentuh wajah, mengambil makanan dan bersentuhan dengan anak kecil atau orang tua.

Doni Monardo: Lockdown Bisa Buat Corona Makin Meluas

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebut penerapan lockdown di sejumlah negara justru menyebabkan virus corona semakin meluas.

Sejumlah negara diketahui menerapkan lockdown di antaranya India, Italia, Spanyol, Prancis, dan China.

"Beberapa daerah atau beberapa negara yang telah melakukan lockdown dan kawasan tersebut merupakan kawasan padat penduduk telah menimbulkan wabah yang semakin meluas dan tentunya menimbulkan risiko yang sangat besar," ujar Doni dalam jumpa pers melalui akun YouTube Sekretariat Kabinet, Senin (27/4).

Untuk itu, Doni mengatakan, pemerintah Indonesia berkukuh tak akan melakukan lockdown demi menekan laju persebaran Covid-19. Saat ini kebijakan yang diambil di sejumlah daerah adalah dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Doni mengingatkan agar masyarakat disiplin menerapkan pembatasan jarak fisik, mengenakan masker saat keluar rumah, dan mencuci tangan.

"Sehingga pilihan untuk tidak lockdown adalah suatu upaya yang sangat baik. Di mana kita semua mampu menjaga keseimbangan antara memperhatikan aspek kesehatan dan juga piskologis masyarakat," katanya.

Hal serupa juga pernah disampaikan Presiden Joko Widodo dalam acara Mata Najwa beberapa waktu lalu. Jokowi menyebut tidak ada negara yang berhasil menerapkan lockdown dalam menangani pandemi Covid-19.

"Bukan karena masalah bujet, kita kan juga belajar dari negara-negara lain. Apakah lockdown itu berhasil menyelesaikan masalah, kan tidak," ucapnya.

Pernyataan itu pun menuai kritik dari sejumlah pihak. Beberapa negara seperti China, Vietnam, Australia, dan Brunei Darussalam justru menjadi contoh yang cukup berhasil dengan lockdown. Negara-negara tersebut mampu menekan laju penyebaran dengan mewajibkan warganya tetap tinggal di rumah.

Dikutip dari situs Ourworldindata.org/coronavirus, kurva kasus positif negara-negara itu melandai sejak menerapkan lockdown.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar