Banyak penelitian yang menyebutkan manfaat puasa untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia. Hal ini membuat beberapa orang sering mengaitkan bahwa puasa juga dapat mencegah dan memerangi virus Corona COVID-19.
Pengurus pusat Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PP PDNU) dalam rilis mengenai puasa dan kekebalan tubuh membenarkan hal tersebut. Dalam rilis disertakan juga beberapa jurnal penelitian pendukung yang membahas manfaat puasa untuk melawan Corona.
dr Heri Munajib dari bagian pusat data dan informasi PP PDNU menjelaskan lebih jauh bagaimana puasa bisa bermanfaat bagi tubuh di tengah pandemi Corona. Puasa diklaim dapat mengurangi terjadinya badai sitokin yang menjadi penyebab kematian akibat terinfeksi virus Corona.
"Risiko seperti ini pada orang-orang berpuasa itu dapat dikurangi. Risiko terjadinya antigen dan antibodi di mana terjadi badai sitokin itu dikurangi dengan proses kita berpuasa," kata dr Heri saat dihubungi detikcom dan ditulis Sabtu (25/4/2020).
Kematian yang ditimbulkan virus Corona biasanya terjadi karena badai sitokin dalam tubuh. Badai sitokin ini merupakan reaksi dari imun yang seharusnya menyerang virus malah berdampak buruk ikut menyerang tubuh.
Puasa menurut dr Heri sama halnya seperti seseorang yang melakukan diet ketogenik dengan mengurangi asupan karbohidrat. Sementara itu ada jurnal penelitian awal menyebut diet ketogenik bisa untuk mencegah terjadinya badai sitokin yang banyak menimbulkan kematian pada pasien terinfeksi virus Corona.
"Diet ketogenik ini kan sama saja orang yang mengurangi karbohidrat. Yang kita laksanakan saat ini (puasa) kan kurang lebih sama. Dimana kita berpuasa selama 14 jam," lanjutnya.
Namun ia menegaskan harus dilakukan penelitian lanjutan terkait hal ini untuk mengetahui secara detail mekanismenya.
Dokter Tak Sarankan Konsumsi Kopi dan Teh saat Sahur, Ini Alasannya
Memasuki bulan Ramadhan, sahur menjadi hal yang sangat penting sebelum menjalankan ibadah puasa. Makanan serta minuman yang dikonsumsi saat sahur harus memiliki gizi yang seimbang.
Makanan yang mengandung karbohidrat, seperti nasi, roti gandum, dan kentang disarankan dimakan saat sahur. Banyak dokter yang menyarankan memakan lebih banyak sayur dan buah saat santap sahur karena dianggap memiliki banyak manfaat yang baik bagi tubuh.
"Yang penting kebutuhan akan karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral serta serat terpenuhi. Udah itu cukup," kata dr Heri Munajib dari Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) saat dihubungi detikcom dan ditulis Sabtu (25/4/2020).
"Sayur itu harus ada karena dia adalah kaya akan kebutuhan serat. Tidak semua orang suka sayur okelah bisa kita ganti dengan buah," lanjutnya.
Selain makanan, dr Heri menyebutkan di saat sahur seseorang harus lebih banyak mengkonsumsi air putih untuk menjaga tubuh terhindar dehidrasi di saat menjalankan puasa lebih dari 12 jam.
Ia tidak menyarankan seseorang meminum kopi dan teh saat sahur. Karena di dalam keduanya terdapat kandungan kafein yang dapat menimbulkan efek diuretik.
"Karena kan di dalam teh dan kopi ada kandungan 'diuretiknya' di mana kalau kita abis minum teh atau kopi rata-rata dalam beberapa jam kedepan lebih sering kencing," lanjut dr Heri.
Efek diuretik ini yang dapat menyebabkan seseorang lebih sering kencing yang dapat menyebabkan dehidrasi saat puasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar