Jumat, 01 Mei 2020

Angka Kematian Corona di Bawah 2 Persen, Malaysia Segera Longgarkan Lockdown

Malaysia berencana longgarkan lockdown pada 4 Mei mendatang. Namun penerapan social distancing atau jarak sosial tetap diterapkan untuk mewaspadai penyebaran virus Corona COVID-19.
Sejumlah sektor ekonomi pun akan dibuka kembali usai lebih dari 40 hari Malaysia menutup sekolah-sekolah, bisnis, dan kunjungan sosial atau pertemuan massal. Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, pada Jumat (1/5/2020).

"Menghentikan kegiatan ekonomi yang berarti menghentikan sumber pendapatan negara. Pajak tidak dapat dikumpulkan, industri tidak dapat tumbuh, pertumbuhan ekonomi terhambat dan apa yang ingin kami hindari adalah bisnis terpaksa ditutup dan pekerja kehilangan pekerjaan," katanya, dikutip dari South China Morning Post.

Meski begitu bioskop, tempat karaoke, klub, dan konferensi atau pameran tetap tidak diizinkan untuk beroperasi. Hal ini dikaitkan dengan peringatan sejumlah negara yang mengalami peningkatan kasus COVID-19 usai melonggarkan lockdown.

Berdasarkan laporan worldometers, kasus positif Corona di Malaysia sebanyak 6.002 orang. Sementara yang meninggal sebanyak 102 kasus, dan sembuh 4.071 kasus. Artinya angka kematian Corona di malaysia 1,69 persen.

Lockdown yang dilakukan pada pertengahan Maret di Malaysia disebut membantu perlambat penyebaran virus Corona COVID-19.

Anak dan Remaja Mudah Stres Saat Pandemi Corona, Berikut Cara Mengatasinya

Tak hanya pada dewasa, saat ini kita perlu mengetahui kondisi kesehatan jiwa anak dan remaja. Di tengah keadaan pandemi virus Corona COVID-19, kesehatan jiwa anak dan remaja juga perlu mendapatkan perhatian.
Pada layanan psikologis Corona www.pdskji.org, Psikiater dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), dr Lahargo Kembaren, SpKJ mengatakan terdapat 1.522 pengakses yang memiliki kondisi berbeda. Tiga masalah psikologis yang ditemui yakni kondisi cemas, depresi dan trauma psikologis. Ditemukan 63 persen dari pengakses mengalami kecemasan dan 66 persen mengeluh depresi.

Depresi dan kecemasan di masa pandemi ini tak hanya dialami oleh orang tua saja, anak dan remaja juga rentan mengalaminya.

"Menjaga kesehatan orang tua dan anak juga penting, dan apabila kita menemukan bahwa ada suatu perubahan pada anak dan remaja kita, jangan ragu-ragu untuk minta pertolongan tenaga profesional kesehatan jiwa bila dibutuhkan," ujar dr Lahargo, dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Jumat (1/5/2020).

Berikut cara menjaga kesehatan jiwa menurut dr Lahargo:

- Selalu hadir dengan kesungguhan hati untuk anak dan remaja

- Beri anak kesempatan untuk terhubung dengan teman-temannya

- Berikan informasi yang tepat terkait COVID-19

- Batasi informasi yang belum pasti kebenarannya

- Ciptakan situasi yang aman secara fisik dan emosional

- Ajak anak untuk sibuk dan produktif

- Latih anak untuk membantu dirinya sendiri

"Kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jangan ragu-ragu berkonsultasi dengan profesional apabila dibutuhkan," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar