Sore tadi, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan resmi memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga awal Juni. Terselip juga harapan untuk pariwisata Jakarta.
"Pemprov DKI Jakarta, Gugus Tugas DKI Jakarta menyampaikan kepada seluruh masyarakat, Jakarta akan menambah PSBB selama 14 hari mulai tanggal 22 Mei sampai 4 Juni," ujar Anies dalam siaran langsung lewat Facebook Pemprov DKI Jakarta, Selasa (19/5/2020).
Ini merupakan perpanjangan kedua PSBB. Usai ini, dimungkinkan tak akan ada PSBB lanjutan.
Kebijakan itu pun menjadi langkah terbaru dari pihak Pemprov DKI Jakarta terkait upaya menekan virus Corona. PSBB DKI Jakarta yang tadinya selesai Jumat ini (22/5), kembali dilanjutkan hingga awal Juni.
"Ini bisa menjadi PSBB penghabisan jika kita disiplin," tegas Anies.
Kata-kata Anies pun seakan menjadi harapan bagi para pelaku pariwisata di DKI Jakarta. Hal itu juga diamini oleh Kadispar DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia saat dihubungi terpisah oleh detikcom.
"Intinya harapan Pak Gubernur ini jadi PSBB yang terakhir. Ya harapan kita kalau itu selesai akan ada pelonggaran-pelonggaran lah. Jadi aktivitas pariwisata akan kembali berjalan," harap Cucu.
Apabila nantinya PSBB di DKI Jakarta benar-benar dilonggarkan pada awal Juni, Cucu hanya berharap agar sejumlah pengelola tempat wisata tetap mawas diri dan melengkapi diri dengan protokoler kesehatan.
"Apapun sektornya yang akan dilonggarkan, kita minta ada protokol COVID-nya. Itu misalnya, salon harus ada protokol, lapangan golf, seperti itu," ujar Cucu.
Lebih lanjut, Cucu mengungkapkan kalau pihaknya tengah menyusun protokoler kesehatan terbaru bagi sejumlah pengelola tempat atau usaha wisata. Sekiranya bisa jadi rujukan ketika PSBB dilonggarkan.
"Ini kita lagi susun bareng stakeholder terkait," tutup Cucu.
Candi Borobudur Akan Dibuka, Wisatawan Harus Cek Suhu
PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko berencana sambut turis lagi mulai 8 Juni. Nantinya, wisatawan harus melalui cek suhu badan dan diberi penanda stiker.
Sebelum benar-benar dibuka untuk pelancong, pengelola bakal melakukan simulasi lebih dulu di Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko itu. Sebab, pengelola dan pengunjung harus menjalani protokol kesehatan setelah wabah virus Corona.
Direktur Utama PT TWC, Edy Setijono, menyadari setelah pandemi virus Corona, pelancong bakal lebih detail dalam urusan kebersihan.
"Kita sama-sama tahu wisatawan itu nanti akan lebih menuntut kebersihan, mereka lebih menuntut kerapian, mereka menuntut fasilitas-fasilitas yang membuat mereka merasa nyaman bahwa mereka hadir di sebuah area yang aman dari COVID-19 ini," ujar Edy di sela-sela memberikan bantuan sembako kepada pedagang dan masyarakat di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (19/5/2020).
Dala simulasi itu akan melibatkan wartawan untuk media tour. Nantinya, hasil evaluasi bakal diterapkan untuk menjamu pelancong.
"Jadi ini semacam media tour, kita ajak teman-teman untuk melihat protokol yang ada dan nanti kita akan evaluasi. Kalau memang kondisinya ini sudah siap seperti dengan imbauan-imbauan yang ada di pemerintah itu kan ada, fase 1, fase 2, fase 3. Nah di fase 2 itu, kurang lebih sekitar tanggal 8 Juni sudah bisa dioperasikan," kata Edy.
Protokol baru yang diterapkan tersebut nantinya berlaku bagi semua wisatawan. Untuk itu, tidak dibedakan antara turis lokal ataupun mancanegara.
Dalam protokol ini, pengunjung setelah dicek suhu tubuhnya akan diberikan stiker. Stiker yang diterima tersebut bisa warna hijau, kuning atau merah tergantung dari hasil pengecekan suhu tubuhnya.
"Sama karena protokol ini menyangkut manusia, tidak ada urusan dia itu wisman atau wisnus. Jadi di salah satu protokol itu, di dalam fase pengecekan suhu nanti kita punya tiga stiker. Ada tiga stiker, satu warna hijau, warna kuning dan warna merah," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar