Museum of China di Beijing memiliki berbagai koleksi menarik. Salah satunya, keris pemberian presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Beijing, salah satu kota dengan kemajuan teknologi informasi dan pembangunan infrastruktur yang cukup pesat di China dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Kota ini mulai berbenah diri secara besar-besaran ketika didaulat menjadi tuan rumah perhelatan Olympic pada tahun 2018.
Sebagai Kota Pemerintahan (Municipality) yang sarat dengan sejarah perkembangan bangsa China, Beijing memiliki puluhan museum baik yang dikelola oleh negara ataupun swasta. Salah satunya adalah National Museum of China (NMC) yang merupakan museum terbesar ke-3 di dunia setelah Louvre (Prancis) dan State Hermitage Museum (Rusia).
Namun demikian museum ini merupakan museum terbesar di dunia yang menempati satu bangunan (single-building) dengan luas sekitar 200.000 meter persegi. Museum yang berdiri sejak tahun 2003 ini telah menggelar berbagai pameran mulai dari sejarah, tradisi, dan perkembangan budaya bangsa China kurun waktu 5.000 tahun terakhir.
Awalnya museum ini merupakan gabungan dari National Museum of Chinese History dan National Museum of Chinese Revolution yang telah ada sejak tahun 1912. MNC memiliki 5 lantai yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu ruang pamer tetap dan temporer. Setiap tahunnya museum ini menggelar lebih dari 50 tema pameran temporer berkelas internasional yang menyedot hampir 10 juta pengunjung baik lokal maupun macanegara pada setiap tahunnya.
Museum raksasa yang lokasinya berseberangan dengan Kota Terlarang (Forbidden City) dan Lapangan Tian'anmen ini cukup strategis dan mudah dijangkau. Sistem transportasi umum yang cukup baik di Beijing menjadikan perjalanan untuk menjangkau museum ini menjadi mudah baik dengan bus, taksi, atau subway. Namun diperlukan "perjuangan' untuk dapat masuk ke dalam museum ini karena harus mengantre cukup panjang dan berdesak-desakan dengan ribuan pengunjung lainnya terlebih di akhir pekan dan hari libur nasional.
Sebelum memasuki NMC pengunjung terlebih dahulu harus melalui security check yang cukup ketat dan detail seperti halnya ketika akan memasuki tempat-tempat umum lainnya di Beijing. Hal ini cukup bagus untuk memastikan tingkat keamanan dan security control jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk masuk ke dalam museum pengunjung tidak dipunggut biaya sepeser pun alias gratis. Sekedar informasi bahwa hampir semua museum di China yang dikelola oleh pemerintah tidak menerapkan retribusi tiket masuk alias gratis.
Deretan tiang-tiang besar dan tinggi menjadikan lanskap luar dari bangunan museum berukuran jumbo ini semakin kokoh, heroik, dan berwibawa. Deretan patung dan lukisan karya seniman-seniman China siap menghadang pengunjung di lantai 1 yang berukuran luas dan cukup representatif. Jendela kaca dengan ukuran dan jumlah yang cukup masif menjadikan museum ini ramah lingkungan dengan penerangan yang cukup baik. Meski pada titik dan jam-jam tertentu pencahayaan pada suatu karya seni menjadi sangat silau dan kurang bagus untuk dipotret karena backlight
Hampir semua karya seni yang ditampilkan di lantai utama ini menggambarkan perjuangan dan kegigihan masyarakat China dalam memperjuangkan kedaulatan bangsanya. Patung dan lukisan karakter manusia bertubuh tegap dengan pose-pose yang heroik cukup untuk melukiskan karakter masyarakat China yang memiliki nasionalisme tinggi terhadap bangsanya sendiri.
Pada semester kedua tahun 2019, ruang pamer utama lantai 1 NMC menggelar pameran bertema nasionalisme guna menyambut 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China yang jatuh pada 1 Oktober 2019. Ruang pamer ini memamerkan bendera nasional China dengan ukuran yang besar, stempel-stempel kenegaraan, film dokumenter, poster-poster propanganda serta barang-barang bertema nasionalisme China.Â
Tidak ada komentar:
Posting Komentar