Rabu, 20 Mei 2020

Meski Suram, Maskapai-Maskapai Eropa Siap Mengudara Lagi

 Meski masa depan dunia penerbangan belum terlihat cerah usai pandemi virus Corona. Tapi. maskapai-maskapai di Eropa akan mengudara lagi setelah berbulan-bulan dikandangkan.

Tidak ada yang tahu pasti kapan kondisi akan kembali normal seperti sedia kala sebelum ada wabah Corona. Penerbangan sebagai salah satu industri yang babak belur karena COVID-19 mulai ancang-ancang untuk beroperasi lagi.
Maskapai di Eropa siap untuk terbang dan melayani traveler lagi di bulan Juli. Contohnya maskapai nasional Finlandia, Finnair.

Finnair malah sudah mengudara lagi mulai hari Senin (18/5) kemarin.

Finnair juga akan menambah beberapa rute dan penerbangan baru dari Eropa menuju ke China seperti ke Beijing, Hong Kong, dan Shanghai. Selain itu, tambahan rute direncanakan ke beberapa destinasi baru di Asia seperti Nagoya, Osaka, Seoul, Singapura hingga Bangkok.

"Kami berharap dunia aviasi akan kembali pulih secara bertahap mulai bulan Juli. Tujuan kami adalah mengoperasikan kira-kira 30% dari jumlah penerbangan normal kami di bulan Juli dan kami akan mulai penerbangan jarak jauh ke destinasi kunci kami di Asia. Kami juga akan menambah rute dan frekuensi setelah permintaan kembali normal," kata Chief Commercial Officer Finnair, Ole Orver, seperti dikutip detikTravel dari AP, Rabu (20/5/2020).

Langkah Finnair akan diikuti oleh maskapai Eropa lainnya, seperti Eurowings dari Group Lufthansa. Eurowings bahkan akan menambah 40 destinasi baru, termasuk ke Mallorca di Spanyol hingga Santorini di Yunani.

Maskapai budget Ryanair juga akan terbang lagi di langit Eropa mulai bulan Juli nanti. Maskapai ini sudah terang-terangan menderita kerugian besar akibat pandemi Corona dan larangan terbang. Tak tanggung-tanggung, kerugiannya mencapai 200 Miliar Euro selama April-Juni.

Setelah lockdown mulai dilonggarkan dan perbatasan antar negara dibuka, dunia penerbangan diperkirakan tidak akan recovery dengan cepat. Estimasinya, hanya akan ada 50% orang yang terbang sampai tahun 2021.

New Normal, Kemenparekraf Optimalkan Promosi Wisata untuk Pasar China

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) berupaya mengoptimalkan promosi produk pariwisata ke negara-negara fokus pasar wisatawan dengan melibatkan peran perwakilan promosi pariwisata Indonesia di luar negeri atau VITO (Visit Indonesia Tourism Officer). Setelah sebelumnya menggelar webinar bersama VITO Prancis, Inggris dan Jerman, hari ini Kemenparekraf/Baparekraf menggelar webinar bersama VITO Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Hongkong.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya mengatakan, kegiatan webinar kali ini untuk membahas strategi dan upaya kesiapan Indonesia memasuki masa new normal serta product update untuk pasar China dan Hongkong.

"Webinar pasar Great China bertemakan 'Re-Aligning Our Priorities After COVID-19' ini dilakukan untuk menjaga brand awareness Indonesia, sehingga nantinya wisman tidak perlu ragu untuk mendatangi Indonesia karena kebijakan mengenai gerakan Indonesia Bersih, Sehat, dan Aman (Clean, Health and Safety/CHS) merupakan upaya pemerintah Indonesia yang tanggap terhadap the new normal," kata Nia, dalam keterangan tertulis, Selasa (19/5/2020).

Nia mengatakan, pandemi COVID-19 telah mengubah banyak hal dalam kehidupan termasuk sektor pariwisata. Pemberlakuan social distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam waktu singkat ikut mengubah pola pemasaran pariwisata.

Dalam filosofi China dikenal istilah weiji yang berarti krisis. Weiji terdiri dari dua kata, yakni wei yang berarti bahaya dan ji yang berarti peluang. Oleh sebab itu dalam kondisi yang kurang menguntungkan ini diperlukan strategi pemasaran yang tepat sekaligus dengan tujuan untuk mempertahankan eksistensi pariwisata Indonesia di masing-masing pasar.

Menurut Nia, kegiatan seminar berbasis digital ini menjadi salah satu cara yang dilakukan Kemenparekraf/Baparekraf untuk melakukan soft selling destinasi yang ada di Indonesia dan diharapkan Indonesia tetap menjadi favorit bagi wisman untuk berkunjung.

Tercatat, hasil poling yang dilakukan saat Webinar pasar Great China, Bali masih menjadi destinasi favorit untuk pasar China dengan persentase 86%, disusul Manado dan Lombok yang masing-masing memperoleh persentase 7%, Borobudur 5%, dan Batam/Bintan 2%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar